Miranshah, Pakistan (ANTARA News/AFP) - Sebuah pesawat tak berawak AS menembakkan rudal ke kompleks Taliban, Rabu, menewaskan delapan militan di kawasan suku baratlaut Pakistan dekat perbatasan Afghanistan, kata beberapa pejabat keamanan.

Serangan itu dilakukan di daerah Dandey Darpa Khel di Waziristan Utara, sebuah kawasan suku yang dikenal sebagai benteng Taliban dan gerilyawan yang terkait dengan Al-Qaeda dan disebut-sebut Washington sebagai tempat paling berbahaya di dunia.

"Pesawat tak berawak AS menembakkan tiga rudal, delapan militan tewas dan enam lain cedera, beberapa diantaranya dalam keadaan serius. Sebuah kendaraan juga hancur," kata seorang pejabat keamanan di Peshawar, kota utama di Pakistan baratlaut.

"Serangan itu menghantam sebuah kompleks bangunan, jumlah kematian mungkin meningkat," tambahnya.

Identitas korban-korban yang tewas itu masih belum jelas, juga belum diketahui apakah ada sasaran bernilai tinggi dalam serangan itu.

Seorang pejabat intelijen Pakistan di kota utama wilayah itu, Miranshah, mengkonfirmasi serangan tersebut dan jumlah korban yang tewas.

Dua dari rudal-rudal itu menghantam kompleks bangunan tersebut, sementara yang satu lagi mengenai sebuah kendaraan yang sedang melaju di daerah berdekatan di desa Darga Mandi, kata seorang pejabat keamanan yang lain.

Serangan pesawat tak berawak AS di daerah yang sama pada Kamis lalu menewaskan Mohammed Haqqani, saudara dari panglima perang kelompok terkait Al-Qaeda, Sirajuddin Haqqani, yang jaringannya memerangi pasukan AS dan NATO di Afghanistan.

Para pejabat sebelumnya mengatakan bahwa bangunan yang diserang Rabu itu seringkali didatangi oleh militan yang setia pada Haqqani. Meski daerah itu merupakan markas Haqqani, para pejabat belakangan menyatakan bahwa bangunan tersebut digunakan oleh Taliban Pakistan.

AS akhir-akhir ini meningkatkan serangan pesawat tak berawak di Waziristan Utara, yang juga merupakan markas Taliban dan kelompok lain yang terkait dengan Al-Qaeda.

Rabu pekan lalu (17/2), serangan rudal AS menewaskan empat gerilyawan di sebuah daerah yang hanya beberapa kilometer dari perbatasan dengan provinsi Khost, Afghanistan.

Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan serangkaian serangan di kawasan suku baratlaut Pakistan pada Januari, sebagian besar terpusat di daerah sekitar Miranshah.

Pada 2 Februari, serangan rudal oleh pesawat tak berawak AS terhadap sebuah markas gerilyawan di Waziristan Utara menewaskan sedikitnya 16 militan, namun sejak itu ada masa tenang dalam serangan udara semacam itu.

Pemerintah Pakistan terang-terangan mengecam serangan AS tersebut dan menganggapnya sebagai pelanggaran atas kedaulatan negara itu. Namun, para analis mengatakan bahwa Islamabad memberikan persetujuan diam-diam bagi serangan yang dilakukan oleh negara sekutunya itu.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.

Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerah berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.

Waziristan Utara adalah benteng Taliban, militan yang terkait dengan Al-Qaeda dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, dan AS menjadikan daerah itu sebagai sasaran serangan rudal pesawat tak berawak.

Beberapa analis juga telah memperingatkan bahwa Taliban dan sekutu mereka akan meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan di Bajaur dan kawasan suku lain lagi untuk mengalihkan fokus perhatian dari Waziristan Selatan.

Pasukan keamanan melakukan operasi besar-besaran terhadap militan muslim di Mohmand dan Bajaur pada Agustus 2008. Pada Februari 2009, militer menyatakan bahwa Bajaur bersih setelah pertempuran sengit berbulan-bulan, namun kerusuhan terus berlangsung.

Menurut militer, lebih dari 1.500 militan tewas sejak mereka melancarkan ofensif di Bajaur pada awal Agustus 2008, termasuk komandan operasional Al-Qaeda di kawasan itu, Abu Saeed Al-Masri yang berkebangsaan Mesir.

Daerah itu juga dihantam serangan rudal yang hampir mengenai Zawahiri, orang kedua Osama bin Laden, pada Januari 2006.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap pasukan internasional di Afghanistan. (M014/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010