Nelspruit, Afrika Selatan (ANTARA News) - Bersinar jingga di cakrawala, kawanan jerapah baja raksasa menyambut pengunjung saat mereka memasuki Nelspruit.

Stadion yang menjadi salah tuan rumah Piala Dunia (PD) 2010 itu berkapasitas 43.500 kursi.

Selain menggelar empat pertandingan putaran pertama, Nelspruit merupakan titik penting bagi Taman Nasional Kruger, cagar alam terbesar Afrika Selatan dan salah satu safari yang paling banyak dikunjungi di benua hitam.

Stadion baru senilai 132 juta dolar (96 juta euro) itu hasil karya arsitek Mike Bell, rekanan firma R & L Architects yang berbasis di Cape Town.

"Apa yang terjadi adalah desain yang berevolusi. Bagian atap berbentuk jerapah secara alami. Sebenarnya kami kemudian menyesuaikannya sehingga mirip jerapah," kata Bell kepada AFP.

Menurut Bell hal itu membentuk suatu gabungan yang indah secara visual dan struktural. Meski kita memiliki gambaran yang coba kita buat, dan kadang kita paksakan.

Bell mengakui dia tidak banyak menonton pertandingan sepak bola sebelum firmanya memenangi tender pembangunan stadion. Dia mulai menonton, namun tidak mengalami demam sepak bola. Hanya sekadar mengamati bagaimana hubungan antara permainan dengan stadion dan lingkungan sekitar.

Dia menciptakan desain yang rapat untuk memasukkan energi dari kerumunan penonton dan meletakkan kursi penonton sedekat mungkin dengan lapangan.

"Saya pikir kami akan mendapat banyak pujian dari penonton karena mereka sangat dekat. Anda dapat melihat ekspresi wajah pemain," kata pria berusia 47 tahun itu.

Stadion Nelspruit satu-satunya stadiun baru (dari lima stadiun) yang dibangun oleh tim Afrika Selatan.

Kontrak untuk tiga stadion terbesar didapat oleh GMP Architects yang berbasis di Hamburg, Jerman, firma di belakang stadion RheinEnergie di Cologne dan merekonstruksi stadion Olimpiade di Berlin. Dua proyek yang banyak dipuji pada PD 2006.

Bell mengagumi kerja GMP, namun dia berharap penyelenggara PD lebih banyak memberi pekerjaan dalam bidang desain kepada Afrika Selatan.

"Kami pikir agak menyedihkan bahwa penggarapan desain Durban, Port Elizabeth dan Cape Town dilakukan oleh satu firma Jerman," kata dia.

Sangat penting bagi dia memiliki tempat dengan sentuhan alami Afrika.

Selain tiang berbentuk jerapah, stadion itu juga dihiasi interior bergambar zebra dan ruang ganti didekorasi yang terinspirasi oleh suku Ndebele.

"Kelihatannya benar-benar berada di rumah yang saya pikir membuat kami bangga," kata dia.

"Saya pikir kami telah mencapai tujuan kami,  membuat stadion Afrika," tutup Bell. (ENY/A024)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010