Baquba, Irak (ANTARA News/AFP) - Pasukan Amerika Serikat (AS), Kamis lalu, membunuh Ahmed, putra Kepala Suku Zhaheri di Irak. Pembunuhan yang diklaim militer AS sebagai "kecelakaan tragis" itu juga melukai istri Kepala Suku Zhaheri, Thaher Zaihud al-Zhaheri.

Penjelasan otoritas militer AS, Sabtu, menyebutkan, insiden itu terjadi ketika pasukan AS melintasi distrik Kanaan, timurlaut kota Baghdad, Kamis lalu.

Thaher Zainuh al-Zhaheri mengatakan, putranya ditembak mati tentara AS saat keluar dari pintu rumah. Aksi penembakan pasukan AS itu juga melukai istrinya.

Otoritas militer AS menngatakan, para penduduk desa merespons apa yang mereka anggap sebagai "para penyusup".

Mereka pun melepaskan tembakan di kegelapan malam yang kemudian mendorong warga lain untuk keluar rumah sembari melepaskan tembakan.

"Merasa diserang, tentara AS balik menyerang untuk membela diri. Sangat disesalkan, akibat saling tembak ini, seorang anak muda tewas dan seorang wanita terluka," sebut otoritas militer AS itu.

Dalam pernyataannya, otoritas militer AS di Irak itu menegaskan bahwa pihaknya sedang menyelidiki insiden berdarah ini.

Bertolak-belakang dengan penjelasan otoritas militer AS, Zhaheri menegaskan bahwa tidak ada tembakan sebelum keluarganya mendengarkan suara mencurigakan di dekat rumahnya.

Saat itu, mereka berfikir bahwa suara tersebut berasal dari para pencuri di kampung mereka, katanya.

"Ahmed pun keluar, dan saat membuka pintu dan berjalan keluar, tentara Amerika lantas menembak dan membunuhnya," kata Zhaheri.

Tentara AS itu terus menembaki rumahnya dan salah satu pelurunya mengenai kaki istrinya.

Dokter Rumah Sakit Baquba, Provinsi Diyala, Ahmed Alwan, mengatakan, kondisi istri Zhaheri, Sabiha Nahath Saud, 56, "stabil".

Berkaitan dengan aksi penembakan pasukan AS di Desa Saisabanah, distrik Kanaan, itu, Perwira Militer Irak di Provnisi Diyala membenarkan kesaksian Zhaheri.

Saisabanah adalah sebuah desa yang dihuni 10 keluarga. Mereka ini konsisten memerangi pasukan AS sejak AS menginvasi Irak tahun 2003. (R013/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010