New Delhi (ANTARA News)- Pemerintah India akan berunding dengan kelompok separatis Nagaland untuk mengusahakan perjanjian perdamaian, kata seorang pemimpin pemberontak itu, Minggu.

Para pemimpin Dewan Sosialis Nasional Nagaland (NSCN-IM) yang melakukan pemberontakan untuk menuntut perluasan negara bagian Nagaland di wilayan timur laut India yang terpencil itu menjadi satu "Nagaland Raya", tiba di ibu kota India, New Delhi , Sabtu dari tempat pengasingan mereka i Belanda.

Para pemimpin gerilyawan Isak Chishi Swu dan Thuingaleng Mulvah mengatakan mereka diundang pemerintah India untuk berunding dan optimistik bahwa beberapa tuntutan penting akan disetujui.

"Telah lama kami ingin berunding dengan pemerintah India. Dalam lebih dari 10 tahun , mereka tidak dapat menyelesaikan masalah itu jadi mereka bertanggungjawab atas itu," kata Thuingaleng Mulvah seperti dikutip AFP.

Tuntutan pemberontak bagi satu "Nagaland Raya" yang akan menyatukan 1,2 juta warga Naga itu ditentang keras oleh negara-negara bagian tetangga Assam, Manipur dan Arunachai Pradesh. Mulvah mengatakan kelompok itu tidak akan mencabut tuntutan itu.

"Tidak, kedaulatan tidak dapat dicabut karena kedaulatan adalah rakyat.. Kami telah diberi tahu bahwa pemerintah India telah menyusun beberapa usulan tanggapan dari pihak mereka. Saya tidak tahu seberapa jauh itu dapat dilaksanakan atau disetujui oleh kami," katanya.

Sementara itu , Menteri Dalam Negeri India G.J Pillai, Sabtu mengatakan tuntutan-tuntutan bagi kedaulatan atau integrasi kelompok-kelompok pemberontak Naga tidak mungkin diterima,

New Delhi dan pemberontak melakukan perundingan gencatan senjata Agustus 1997 yang diperpanjang tahun 2007 tetapi kelompok separatis menuduh pemerintah India menggunakan gencatan senjata itu untuk memperkuat kekuasaannya dan membahayakan proses perdamaian.

India dan pemberontak negara bagian Nagaland , yang berbatasan dengan China dan Myanmar , melakukan paling tidak 50 putaran perundingan perdamaian dalam lebih satu dasawarsa untuk mengakhiri pemberontakan paling lama di Asia Selatan itu.

Konflik itu menewaskan sekitar 25.000 orang sejak India merdeka dari Inggris tahun 1947.(*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010