Untuk yang ORI018 ini target awal kita konservatif di Rp5 triliun
Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan menargetkan penyerapan penjualan instrumen Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI018 mencapai Rp5 triliun.

“Untuk yang ORI018 ini target awal kita konservatif di Rp5 triliun,” kata Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu Deni Ridwan dalam peluncuran ORI018 di Jakarta, Kamis.

Deni menyatakan pihaknya sengaja mematok target rendah untuk tahap awal sebesar Rp5 triliun agar masyarakat semakin tertarik dan cepat berinvestasi pada instrumen tersebut.

“Ini biar masyarakat merasa kok hanya Rp5 triliun jadi harus cepat-cepat. Jangan menunggu akhir. Kita kasi kuota awalnya sedikit jadi jangan sampai terlewat penawarannya,” ujarnya.

Meski demikian, Deni menuturkan pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk menaikkan target penyerapan penjualan ORI018 karena melihat realisasi pada ORI017 yang mencapai Rp18 triliun dan SR013 sebesar Rp25 triliun.

“Kalau lebih tinggi dari itu kita akan pertimbangkan untuk meningkatkan target awal,” katanya.

Tak hanya itu, Deni yakin bahwa masyarakat akan tertarik untuk berinvestasi pada ORI018 mengingat memiliki tingkat kupon 5,7 persen per tahun.

“Kita lihat mudah-mudahan dengan suku bunga yang rendah ini tetap menarik sehingga masyarakat berlomba-lomba menempatkan dananya di ORI018,” tegasnya.

Sebagai informasi, pemerintah menerbitkan instrumen Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI018 dengan tingkat kupon 5,7 persen per tahun dan masa penawaran mulai 1 Oktober hingga 21 Oktober 2020.

Penerbitan ORI018 ini mempunyai tenor tiga tahun dengan tanggal jatuh tempo 15 Oktober 2023.

Masyarakat dapat membeli obligasi ritel ini dengan minimum pemesanan Rp1 juta dan maksimum pemesanan Rp3 miliar.

Baca juga: DJPPR: Investasi pada ORI018 bantu bangun negeri
Baca juga: Alokasi pembiayaan proyek lewat SBSN capai Rp27,35 triliun pada 2020

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020