Cirebon (ANTARA News) - Perayaan Cap Go Meh atau hari terakhir perayaan hari raya Imlek 2561 di Kota Cirebon berlangsung meriah, Minggu (28/2) menyedot ribuan warga masyarakat Tionghoa yang berasal dari Wilayah III Cirebon.

Mereka tumpah ruah ke jalan mengarak enam Toa Pe Kong yang diiringi barongsai, liong dan iringan musik simbal, beduk dan gong, bahkan kemeriahan perayaan Cap Go Meh ini pun menjadi hiburan bagi masyarakat Cirebon sendiri. Mereka bisa menyaksikan atraksi barongsai dan liong setahun sekali.

Berdasarkan pantauan, sebelum arak-arakan digelar para warga Tionghoa melakukan ritual sembahyang di hadapan enam dewa dan dewi yang akan diarak di halaman Vihara Dewi Welas Asih.

Menurut Yan Siskarteja, pengurus Vihara Dewi Welas Asih, keenam dewa-dewi tersebut terdiri atas dewa hok tek ceng sin, kwan tie kun, hikh thian siang tee, dan cay sen ye dan dewi kwan im posat, dan thian siang seng.

"Sebelum diarak, kami melakukan ritual sembahyang dulu terhadap para dewa dengan harapan akan mendapat berkah dan peruntungan yang lebih baik pada tahun ini," kata Yan.

Setelah selesai sembahyang, kemudian arak-arakan pun digelar. Tepat pukul 14.00 WIB secara simbolis perayaan hari raya Imlek dibuka oleh Walikota Cirebon Subardi dengan menyalakan petasan yang disambung dengan kembang api.

Bahkan Subardi pun sempat menggotong salah satu Toa Pe Kong mengawali perjalanannya dari Vihara Dewi Welas Asih yang berada di Jl Yos Sudharso Kota Cirebon.

Menurut Yan, peserta arak-arakan ini tidak 100 persen warga keterunan Thinghoa. Bahkan salah satu iring-iringan barongsai merupakan anak asuhnya yang merupakan warga Cirebon.

"Tidak hanya menampilkan atraksi lazimnya masyarakat Tionghoa, dalam arak-arakan ini juga menampilkan tarian tradisional Cirebon dari Sanggar Tari Sekar Pandan. Ini sekaligus menunjukkan kebersamaan warga Tionghoa dan pribumi di Kota Cirebon sekaligus mempertunjukan keragaman budayanya," katanya. (Y003/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010