Manila (ANTARA News/AFP) - Filiina, Ahad meningkatkan kesiagaan tentaranya di selatan untuk menangkal serangan lanjutan pejuang terkait al-Qaida, yang menewaskan 11 orang dalam serangan fajar hari sebelumnya.

Kesiagaan tentara ditingkatkan, khususnya di pulau Basilan dan Jolo, tempat kelompok Abu Sayyaf bergerak, kata pernyataan juru bicara kepresidenan Gary Olivar.

Presiden Gloria Arroyo juga memerintahkan tentara berupaya menangkap pelaku dan sekaligus menambah bantuan kepada keluarga korban, kata Olivar.

Pejuang Abu Sayyaf menewaskan satu anggota kelompok bersenjata pemerintah dan 10 warga dalam serangan Sabtu atas kota Maluso di Basilan.

Korban itu sedang tidur ketika rumah mereka diberondong peluru dan bangunan tersebut kemudian dibakar.

Tujuhbelas orang lain cedera.

Peristiwa itu terjadi beberapa jam sesudah tentara menemukan tiga orang Cina karyawan pabrik yang diculik Abu Sayyaf lebih dari tiga bulan lalu.

Itu juga terjadi sesudah serangkaian kemenangan pasukan keamanan atas Abu Sayyaf, termasuk penangkapan tokoh pembuat bom dan pembunuhan atas seorang panglima kelompok itu pekan lalu.

Olivar menyatakan tentara diperintahkan menghentikan serangan lebih lanjut, yang mungkin dilancarkan kelompok itu untuk membalas kekalahannya.

Abu Sayyaf didirikan pada awal 1990-an dengan uang dari Osama bin Ladin dan disalahkan untuk rentetan pemboman dan penculikan dengan sasaran penginjil asing, orang Kristen, dan penasehat tentara Amerika Serikat, yang berpangkalan di selatan.

Abu Sayyaf juga melancarkan serangan terburuk dalam sejarah Filipina, termasuk pengeboman kapal penumpang pada 2004, yang menewaskan lebih dari 100 orang.

Kelompok itu berada dalam daftar pemerintah Amerika Serikat untuk kelompok teroris asing buron.

Pada awal pekan lalu, tentara menewaskan seorang pemimpin Abu Sayyaf, Albader Parad, dan lima lagi dalam bakutembak dua jam di hutan dekat Jolo.

Kematiannya dapat menurunkan rencana gerilyawan mengganggu pemilihan umum di wilayah selatan.

Tentara memperkirakan kelompok Abu Sayyaf, yang kecil tapi berbahaya dan dikenal sebagai pelaku penculikan, pemboman dan pengayauan, melancarkan serangan balasan atas kematian Parad.

Polisi Filipina pada tengah pekan lalu menyatakan menangkap seorang anggota kelompok gerilyawan Abu Sayyaf, yang dicari karena terlibat dalam sejumlah penculikan dan pembunuhan.

Penangkapan itu adalah keberhasilan ketiga pihak berwenang dalam sepekan terhadap Abu Sayyaf, kelompok gerilyawan yang bergerak di bagian selatan negara kepulauan tersebut.

Mujibar Alih Amon, yang kepalanya dihargai 600.000 peso (130 juta rupiah), ditangkap di tempat persembunyiannya di pulau Jolo pada dua pekan lalu, kata kepala kepolisian negara Direktur Jenderal Jesus Verzosa.

"Amon adalah anggota giat kelompok gerilyawan Abu Sayyaf di perkotaan dan bertindak sebagai petugas perbekalan," kata Verzosa.

Amon, 26, memulai karirnya di Abu Sayyaf ketika berusia belasan tahun saat bergabung dalam penculikan di pulau wisata Malaysia pada 2000. Mereka menculik 21 wisatawan, sebagian besar warga Eropa, kata polisi.

Sandera itu memberikan uang tebusan jutaan dolar Amerika Serikat dan kemudian dibebaskan satu per satu setelah beberapa bulan, kata pejabat.

Amon kemudian menjadi petugas perbekalan di bawah pimpinan Radulan Sahiron, pemimpin utama Abu Sayyaf di Jolo.(B002/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010