Jambi (ANTARA News) - Kepala Bulog Divisi Regional Jambi Stephanus Joko mengatakan, selama Januari 2010 pihaknya telah menyalurkan beras untuk keluarga miskin (Raskin) sebanyak 2.300 ton.

Beras yang ada di Bulog juga disalurkan untuk Dinas Sosial, bencana alam dan lainnya, dari jumlah itu hanya sebagian kecil saja yang rusak, katanya di Jambi, Selasa.

Ia menjelaskan, kebutuhan Raskin yang disalurkan dari gudang Bulog Divre Jambi hanya 300 ton perbulan, karena itu stok beras di gudang yang teah disortir masih cukup tersedia.

Bulog juga menerima beras dari daerah surplus, seperti Kerinci, Tanjung Jabung Timur dan sebagainya. Beras tesebut dibeli di daerah surplus kemudian diberikan di daerah itu juga, selanjutnya kekurangannya ditambah.

Pihaknya setiap tahun melakukan sosialisasi bersama dengan tim yang terdiri dari Pemda, Pemkab dan BPS untuk menjelaskan soal Raskin yang sudah 10 tahun.

Jika ada masyarakat yang mengeluh, bisa disampaikankan ke Unit Pengaduan Masyarakat yang ada di Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan berlaku untuk seluruh Indonesia.

Ketika ditanya, ia menjelaskan, bagi warga yang mendapatkan Raskin kualitas jelek, pihaknya langsung mengembalikan dan diganti dengan yang baru.

Sementara itu pasca ditemukannya Raskin yang rusak saat pembagian kepada RTS di Kelurahan Buluran Kenali, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi, beberapa hari lalu, Gubernur Jambi H Zulkifli Nurdin melakukan inspeksi mendadak ke gudang Bulog di kawasan Jambi Selatan.

Dalam kesempatan itu, Gubernur melihat langsung proses penyortiran beras yang dilakukan oleh Bulog Divre Jambi.

Gubernur mengaku soal temuan dua karung Raskin yang kondisinya kurang baik, sebab dari sekian banyak stok yang ada hal itu bisa saja terjadi dalam proses penyimpanan di gudang.

Zulkifli menyambut baik upaya dan langkah yang telah diambil Bulog Divre Jambi, terutama soal inisiatif yang sangat tepat untuk menerapkan kebijakan menyortir kembali stok beras yang ada, walaupun kondisinya masih baik. (YJ/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010