Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa cadangan risiko fiskal dalam APBN-P 2010 ditetapkan Rp3 triliun.

"Cadangan risiko fiskal menurun dan itu rendah karena dulu pada 2009 ada deviasi antara asumsi dan realitas cukup rendah," kata Sri Mulyani saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, cadangan alokasi fiskal tersebut akan digunakan untuk membiayai pembangunan ekonomi apabila dibutuhkan karena kemungkinan perubahan yang selalu terjadi.

"Cadangan itu dibutuhkan terus karena kondisi perekonomian selalu berubah," ujarnya.

Menurut dia, APBN-P masih dalam pembahasan DPR dan penghitungan akhir masih menunggu setelah masa reses berakhir pada April 2010.

"Kita berharap untuk segera dibahas, tapi ini menjelang reses jadi masih mungkin menunggu pembahasan, dihitungnya sesudah reses," ujarnya.

Menkeu juga mengatakan, penambahan subsidi Rp20 triliun untuk BBM telah mempertimbangkan asumsi makro harga rata-rata minyak dunia yang sekarang berkisar 77 dolar AS.

"Perhitungan subsidi itu juga dengan menghitung komposisi makro saat ini," ujarnya.

Dengan asumsi tersebut, Menkeu memperkirakan akan ada peningkatan penerimaaan negara sekitar Rp24 triliun.

Perubahan anggaran belanja tersebut juga telah mempertimbangkan adanya penambahan subsidi sebesar Rp44 triliun.

Pada 2009, cadangan risiko fiskal mencapai Rp4,1 triliun dan jumlah ini berkurang sekitar Rp11,7 triliun dari asumsi awal sebesar Rp 15,8 triliun.

Dalam APBN 2010 anggaran belanja negara mencapai Rp1.047 triliun dengan defisit 1,6 persen atau Rp98 triliun, sedangkan dalam APBN-P anggaran belanja negara menjadi sebesar Rp1.107 triliun dengan asumsi defisit sebesar 2,1 persen atau Rp132,2 triliun.

(T.S034/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010