Sampit, Kalteng (ANTARA News) - Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu (Pustu) Desa Makarti Jaya, Kecamatan Pulau Hanaut Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Kalimantan Tengah, dalam setahun terakhir terbengkalai dan dibiarkan tidak terawat karena ditinggalkan oleh tenaga medis.

"Sejak setahun terakhir warga desa Makarti Jaya kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan karena Pustu yang tersedia telah ditutup akibat ditinggalkan pergi oleh tenaga medis," kata Kepala Desa Makarti Jaya, Sojo, di Sampit, Minggu.

Dikatakannya, untuk mendapatkan pelayanan kesehatan warga desa terpaksa harus ke Puskesmas desa tetangga yakni ke Desa Bapinang dengan jarak tempuh 10 kilometer.

Menurut Sojo, Desa Makarti Jaya merupakan daerah transmigrasi tahun 1992 yang dihuni oleh sebanyak 260 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 1600 jiwa.

Selama ini, katanya, untuk mendapatkan pelayanan kesehatan warga desa hanya mengandalkan pelayanan seorang bidan yang telah menetap dan menjadi warga desa setempat.

"Pustu desa Makarti Jaya tidak difungsikan sudah setahun terakhir dan saat ini dibiarkan kosong tidak terawat, bahkan kondisi bangunan sudah memprihatinkan karena tidak terawat," katanya.

Tidak tersedianya tenaga medis di Desa Makarti Jaya karena tenaga medis sebelumnya telah pindah tugas dan masa kontrak yang bersangkutan telah berakhir.

Sojo mengungkapkan, sebelumnya warga desa telah mengusulkan tenaga medis pengganti ke pemerintah dan Pemkab Kotim juga telah berjanji akan menempatkan tenaga medis pada Januari 2010 yang lalu, namun janji itu hingga saat ini masih belum terealisasi.

Sebetulnya warga desa sangat mengharapkan adanya tenaga medis pengganti tersebut, sebab akibat tidak tersedianya tenaga medis itu saat ini warga desa mengalami kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan.

"Kami harap pemerintah kabupaten (Pemkab) Kotim dapat segera menempatkan tenaga medis di Desa Makarti Jaya agar warga desa mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik layaknya warga desa lain di Kotim," ungkapnya.

Keberadaan tenaga medis di Desa Makarti Jaya sangat dibutuhkan, sebab setahun terakhir untuk mendapatkan pelayanan kesehatan warga desa harus ke desa tetangga, untuk mencapai daerah itu diperlukan waktu kurang lebih dua jam perjalanan dengan menyusuri jalanan setapak.

"Lebih parah lagi jalan setapak itu tidak akan dapat dilalui kalau saat musim hujan seperti sekarang, sebab jalan berubah menjadi kubangan lumpur yang licin kalau dilalui," terang Sojo. (RA/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010