Tangerang (ANTARA News) - Abu Jibril, ayah dari Muhammad Jibril tersangka terorisme yang saat ini disidang di PN Jakarta Selatan, mengatakan bahwa wilayah Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten, bukan merupakan tempat berkumpulnya para gembong teroris.

"Sekali lagi saya katakan bahwa Pamulang bukan sarang teroris," kata Abu Jibril di masjid Al-Munawwarah Pamulang, Tangerang Selatan, Kamis.

Dia menjelaskan, beruntunnya penangkapan disertai penembakan terhadap para teroris di Tangsel jangan mendiskreditkan Pamulang sebagai basis teroris.

Pernyataan Abu Jibril terkait tewasnya Yahya Ibrahim alias Dulmatin di warung internet Multiplus, Ruko Puri Pamulang setelah ditembak Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri, Selasa (9/3).

Polisi juga menggrebek sebuah rumah Fauzi Syarif di Jalan Setia Budi, Gang Asem, RT 03/05, Kelurahan Pamulang Barat, Pamulang, sehingga dua orang teroris ditembak mati saat mereka berusaha melarikan diri.

Dia mengatakan, bahwa Tim Densus 88 jangan main tembak para teroris karena itu tidak dibenarkan dengan cara membunuh mereka yang belum tentu bersalah.

Bahkan dia mengkritik tentang pernyataan pihak tertentu bahwa muridnya sebagai teroris, dan wilayah ini sebagai kampung teroris setelah terjadinya penembakan di Pamulang.

Dia mengatakan, tidak merasa nyaman mendengar penyataan daerah teroris itu sembari menambahkan jika dirinya dianggap teroris siap menyerahkan diri kepada aparat kepolisian.

Sebelumnya, Tiga anak Fauzi Syarif yang tercatat sebagai murid Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 12 Pamulang, tidak dapat mengikuti ujian tengah semester.

Sudah dua hari ini tiga anak Pak Fauzi tidak mengikuti ujian tengah semester," kata Nur Aisiyah, guru SD Muhammadiyah 12.

Sedangkan ketiga anak Fauzi yakni M Hanif Fauzi (9) murid kelas V, Rabila Ayif (6) dan Malida Halif (6) anak kembar Fauzi yang duduk di kelas II.

Aisiyah mengatakan, ujian tengah semester di SD Muhammadiyah 12 sudah dimulai sejak Senin (8/3) dan berakhir Sabtu (13/3).

Setelah penggrebekan di rumah Fauzi, tiga anak Fauzi menghilang dan tidak mengikuti proses belajar mengajar di sekolah itu, katanya. (U.A047)
(U.A047/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010