Jakarta (ANTARA) - Protokol kesehatan dinilai masih menjadi pertimbangan utama bagi masyarakat dalam menggunakan transportasi publik di masa pandemi.

"Kepercayaan terhadap penerapan protokol kesehatan dengan tepat di transportasi umum menjadi aspek penting bagi masyarakat setelah lebih dari enam bulan menahan diri untuk membatasi mobilitasnya," ujar Business Analyst MarkPlus, Inc. Raufah Melvidya Lubis dalam webinar bertema "Transportation Industry Perspective" di Jakarta, Jumat.

Ia menyampaikan, pengguna jasa transportasi sangat mengutamakan tidak adanya sentuhan antar pengguna maupun pegawai jasa transportasi.

"Pembangunan infrastruktur transportasi umum yang 'contactless' juga menjadi harapan masyarakat," ucapnya.

Baca juga: Pandemi ubah kultur bertransportasi publik

Berdasarkan survei cepat yang dilakukan MarkPlus pada 55 responden di seluruh Indonesia yang didominasi oleh masyarakat Jabodetabek sebesar 54,4 persen dengan profil responden yang sudah menggunakan jasa transportasi umum antar kota selama pandemi.

Sebesar 60 persen responden menggunakan transportasi umum untuk keperluan perjalanan bisnis, 41,8 persen keperluan keluarga, dan 38,2 persen untuk berlibur.

Untuk jenis kendaraan umum yang digunakan adalah pesawat sebesar 41,8 persen, kereta api 34,5 persen, bis umum 40 persen dan kapal laut sebesar 5,5 persen.

Ia mengatakan, meskipun masyarakat masih menggunakan moda angkutan umum, namun intensitas penggunaannya cenderung menurun signifikan jika dibandingkan dengan sebelum pandemi.

Baca juga: Harhubnas, Menhub ingin transportasi jadi garda terdepan cegah pandemi

Sebanyak 52,7 persen yang sebelumnya menggunakan transportasi umum setiap hari kini menggunakannya hanya jika ada hal terdesak.

"Hanya 3,6 persen saja yang masih menggunakan dengan intensitas seperti biasa," katanya.

Ia mengatakan, sosialisasi terkait penerapan protokol juga perlu dilakukan melalui channel informasi yang sedang tren di kalangan penumpang.

Ia mengemukakan, website penyelenggara armada transportasi umum menjadi channel favorit masyarakat dalam mencari informasi terkait jasa transportasi yaitu sebesar 47,3 persen. Diikuti oleh media sosial resmi sebesar 45,5 persen, dan 32,7 persen dari aplikasi resmi provider transportasi umum.

"Responden juga masih mencari informasi dari keluarga atapun teman yang sudah pernah melakukan perjalanan dengan transportasi umum sebelumnya untuk mendapatkan referensi," kata Raufah.

Ia juga menyampaikan bahwa responden berharap perusahaan penyedia jasa dapat lebih rutin melakukan sanitasi, menerapkan protokol kesehatan yang ketat, dan memastikan seluruh penumpang menggunakan masker serta menjaga jarak dengan benar.

 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020