Makassar (ANTARA News) - Salah satu mantan gembong kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) Kam (40) alias AS alias KC yang diduga sebagai pemicu bentrokan polisi dengan mahasiswa yang terjadi di Makassar berhasil diringkus polisi.

"Untuk sementara kita masih melakukan pengembangan dan pendalaman kasus dulu dan belum dapat mengambil kesimpulan," kata Wakapolwiltabes Makassar AKBP Andi Patawari, di Makassar, Jumat.

Dia mengatakan, tujuan utama penangkapan KC bukan karena kekisruhan yang terjadi antara polisi dan mahasiswa tetapi karena banyaknya kasus-kasus pelanggaran hukum seperti curanmor yang pernah ditangani polisi dan belum sempat terselesaikan.

Karena itu, melalui surat perintah (sprint) Nomor 62/III/2010 yang ditandatangani Kapolwiltabes Makassar Kombes Pol Gatta Chairuddin yang ditujukan pada satuan unit khusus Polwiltabes Makassar untuk melakukan penangkapan.

Sejak dikeluarkannya Sprint tersebut, polisi sudah melakukan pengejaran. Hasil pengejaran itu polisi berhasil mengamankan KC di perbatasan Kabupaten Takalar dan Jeneponto.

KC sendiri sudah menjadi target operasi (TO) selama sepekan sejak terjadinya kekisruhan antara polisi dan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Makassar.

Polisi sendiri tampak berhati-hati melakukan penyelidikan kasus ini agar tidak timbul masalah baru, mengingat warga juga turut serta dalam kerusuhan yang terjadi pekan lalu.

"Kami mau selesaikan masalah bukan menimbulkan masalah lagi karena itu kita melakukan pendalaman-pendalaman lagi," tegasnya.

Sementara itu, KC yang sempat dihubungi, menyangkal jika dirinya dianggap provokator dalam peristiwa kerusahan di HMI Cabang Makassar Jalan Bontolempangan.

"Saya hanya korban bukan provokator. Saya tidak pernah menyuruh orang-orang di sana untuk melempar batu kepada polisi," katanya.

Sehari sebelum kerusuhan (3/3) KC bersama rekan-rekannya yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Anti Korupsi (GERMAK) menggelar unjuk rasa di depan kampus Universitas 45 Makassar.

Setelah berunjuk rasa mereka menuju sekretariat HMI, namun di tengah jalan dirinya dihantam besi oleh oknum anggota Densus 88.

"Saat unjuk rasa saya memang memarahi polisi itu karena ikut masuk kampus. Ternyata kemarahan saya itu berbuntut panjang," katanya.
(T.KR-MH/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010