Jakarta (ANTARA News) - Pengamat teroris Mardigu Wowiek Prasantyo menduga kelompok teroris membangun basis latihan di Provinsi Aceh karena bisa mendapat sumber pendanaan dari ladang ganja yang banyak terdapat di propinsi itu.

"Aksi terorisme membutuhkan biaya operasi dan latihan cukup besar sehingga membutuhkan pasokan atau sumber dana yang besar," kata Mardigu Wowiek Prasantyo pada diskusi "Polemik: Masih Ada Teroris" yang diselenggarakan sebuah radio swasta di Jakarta, Sabtu.

Dikatakan Mardigu, di Provinsi Aceh yang kondisi alamnya perbukitan dan masih banyak hutan sangat mungkin membangun ladang ganja untuk membiayai latihan dan operasi kelompok teroris.

Pengamat yang mendalami ilmu terorisme di Amerika Serikat ini mencontohkan, gembong mafia di Kolombia Pablo Escobar disinyalir menjadi donatur yang sering mendanai kegiatan teroris melalui bisnis narkoba.

Demikian juga kelompok teroris di Afghanistan yang membiayai operasinya dari ladang opium.

Mardigu juga menduga keberadaan kelompok teroris di Aceh diketahui masyarakat setempat, karena dalam kehidupan sehari-hari berinteraksi dengan masyarakat.

"Dari penyergapan polisi di Aceh tertangkap tiga warga Aceh yang menujukkan adanya interaksi dengan warga lokal," katanya.

Anggota Komisi I DPR dari daerah pemilihan Aceh, Azwar Abubakar meragukan jika ladang ganja menjadi sumber pembiayaan kelompok teroris di Aceh.

Menurut dia, kelompok teroris di Aceh masih relatif baru sehingga belum sempat membangun ladang ganja.

Pertimbangan lainnya kelompok teroris membangun basis di Provinsi Aceh, kata dia, karena kontur alamnya yang berbukit dan masih banyak kawasan hutan, sehingga lebih leluasa untuk lokasi bersembunyi.

Kondisi di Provinsi Aceh, kata dia, relatif sama dengan kondisi alam di Afghanistan yakni lokasi yang menjadi basis pertahanan kelompok Osamah bin Laden.

Menurut dia, di lokasi alam berbukit dan hutan seperti ini kelompok Osamah tidak mudah ditaklukkan.

"Kelompok teroris di Aceh ketika disergap polisi bisa menewaskan tiga anggota polisi. Ini menunjukkan mereka bisa bertahan di lokasi tersebut," kata Mardigu.

(T.R024/S036)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010