Mamuju (ANTARA News) - Petani di Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), mengeluhkan mahalnya harga pupuk di wilayah itu.

Kahar salah seorang petani di Kecamatan Tapalang, Sabtu, mengatakan, sejumlah petani padi di kecamatan itu mengeluhkan mahalnya harga pupuk untuk lahan pertanian mereka.

Menurut dia, harga pupuk yang dijual distributor pupuk petani seperti pupuk urea mencapai Rp115 ribu untuk 50 Kg pupuk atau sekitar Rp2.100 per Kg.

Ia mengatakan, harga pupuk yang mahal tersebut tidak sebanding dengan pendapatan petani dari hasil pertanian mereka. Oleh karena itu kata dia, petani hanya membeli pupuk seadanya untuk lahan pertaniannya.

"Kami terpaksa hanya membeli sedikit pupuk sebagai langkah taktis mengantisipasi mahalnya pupuk, sekitar 25 Kg antuk satu hektare lahan pertanian petani, padahal kebutuhan pupuk untuk lahan pertanian sekitar 50 Kg per hektare untuk mendapatkan kualitas padi yang bermutu,"katanya.

Bahkan, kata dia, sebagian petani rela mengutang kepada distributor untuk mendapatkan pupuk bagi lahan pertaniannya dan membayar di saat panen.

"Petani tentunya akan dirugikan karena ketika di panen, pasti gabah mereka akan dijual murah untuk membayar utang pupuk kepada distributor," katanya.

Menurut dia, mahalnya pupuk di wilayah Kecamatan Tapalang disebabkan karena pasokan pupuk dari Kota Makassar berkurang.

"Menurut CV Harapan Tani salah satu distributor pupuk di Kecamatan Tapalang, mahalnya pupuk karena pasokan pupuk dari distributor di Makassar berkurang," katanya.

Oleh karena itu ia meminta kepada pemerintah setempat segera melakukan antisipasi mahalnya pupuk tersebut dengan memberikan bantuan pupuk kepada petani. (MFH/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010