Denpasar (ANTARA News) - Sebanyak 25.316 guru dalam berbagai jenjang pendidikan di Bali hingga kini belum menyandang gelar sarjana (S-1)/diploma 4 (D4) atau persentasenya mencapai 52,52 persen dari jumlah tenaga pendidik yang ada sebanyak 48.200 orang.

Pemerintah melalui Dinas Pendidikan dan Olah raga setempat mendorong agar guru seluruh jenjang pendidikan itu minimal berpendidikan S-1, sesuai bidang studi yang diajarkan kepada anak didik, kata Kabag Publikasi dan Dokumentasi Biro Humas dan Protokol Pemprov Bali I Ketut Teneng di Denpasar Minggu.

Ia mengatakan, upaya yang dilakukan pemerintah untuk mendorong guru melanjutkan pendidikan minimal S-1 diupayakan melalui pemberian bantuan kualifikasi S-1/D4.

Dana bantuan kualifikasi tersebut berasal dari berbagai mata anggaran, baik pemerintah pusat, Pemprov maupun APBD Kabupaten/kota se Bali. Selain itu juga menempuh upaya dengan memberikan pendidikan tambahan melalui magang pada pusat pengembangan pendidikan dan latihan tenaga kependidikan (P4TK).

Berbagai upaya yang dilakukan itu untuk meningakan mutu tenaga pendidikan, sekaligus menyukseskan proses belajar mengajar dalam meningkatkan kehidupan bangsa.

Sektor pendidikan merupakan salah satu dari tujuh program unggulan Gubernur Bali Made Mangku Pastika dan Wagub AAN Puspayoga dengan sasaran mampu memperbaiki Indek Pembangunan Manusia (IMP) di daerah ini.

IPM di Bali kini menempati urutan ke-16 dari 33 provinsi di Indonesia. Indikator penilaian IMP sangat ditentukan oleh keberhasilan sektor pendidikan, selain bidang kesehatan, ekonomi kerakyatan dan penanggulangan kemiskinan, sesuai tujuan pembangunan melenium.

Dengan dijadikannya sektor pendidikan sebagai program unggulan diharapkan mampu memperbaiki peringkat IPM Bali ke arah yang lebih baik, dengan sasaran minimal masuk sepuluh besar.

Pembangunan bidang pendidikan yang menjadi prioritas mendapat dukungan dana dari APBD Bali, pemerintah pusat serta pemerintah Kabupaten/kota se Bali. Berbagai upaya dan inovasi dilakukan untuk menyukseskan program pendidikan mulai dari sekolah dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).

Progran tersebut antara lain melaksanakan sistem penilaian dan media pembelajaran terpadu berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK). sistem tersebut dalam rangka menerapkan "E-Learning" yang mendapat dukungan dana sebesar Rp25 miliar dari APBD Bali 2010.

Ketut Teneng menjelaskan, media pembelajaran TIK tersebut mampu memberikan manfaat dan kemudahan bagi anak didik maupun guru dalam proses belajar mengajar.

Oleh sebab itu dana Rp25 miliar itu diarahkan untuk merealisasi bantuan sarana dan prasarana untuk mendukung TIK dalam proses belajar mengajar bagi seluruh jenjang pendidikan di Bali, tutur Ketut Teneng. (I006/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010