Mamuju (ANTARA News) - 15 Pengurus Anak Cabang (PAC) Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar), menuding Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) Polman, H Ibrahim HS, telah "disogok" dalam Konferensi Daerah (Konferda) PDIP Sulbar, yang berakhir, Minggu malam.

Ketua PAC Binuang, Kabupaten Polman, Erlangga, usai pelantikan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Sulbar, Ir Abdullah Rasyid, mengatakan, ketua DPC Polman telah mengkhianati aspirasi kader partai karena membelot dari kesepakatan hasil konferensi cabang (Konfercab) Polman.

"Mestinya, ketua DPC Polman ini merekomendasikan Pak Aladin S Mengga sebagai kandidat calon ketua umum PDIP Sulbar periode 2010-2015, namun rekomendasi hasil Konfercab Polman ternyata berbalik lain dengan mengusung Ir Abdullah Rasyid," ungkapnya.

Dikatakannya, 15 PAC Polman telah menyatakan sikap bahwa pelaksanaan Konferda PDIP Sulbar telah cacat hukum karena mencedarai aspirasi kader, bahkan disesalkan karena amanah yang diemban oleh ketua PAC Polman dikhianati.

"15 PAC Polman melakukan aksi protes atas pelaksanaan Konferda yang dinilai cacat hukum yakni PAC Polewali, Binuang, Matakali, Anreapi, Luyo, Wonomulyo, Limboro, Campalagian, Tinambung, Balanipa, Tutar, Allu, Matangga, Mapilli dan PAC Bulo melalui pernyataan secara tertulis untuk diperhatikan oleh Dewan Pengurus Pusat (DPP) PDIP," jelasnya.

Erlangga mengatakan, keputusan dalam konferda ini juga telah mencederai aspirasi kader partai yang ada di bawah demi mempertaruhkan "Uang" yang diberikan dari calon tertentu yang berambisi menakhodai partai itu.

"Aspirasi yang kami rekomendasikan pada Konfercab PDIP Polman, telah ditebus dengan rupiah, sehingga keputusan yang dibawa dalam konferda ini bagi kami adalah pembantaian aspirasi kader yang ada di daerah," ungkapnya dengan nada lantang.

Sikap politis yang dilakukan ketua DPC Polman, kata dia, sangat disesalkan karena telah bertentangan dengan prinsip berdemokrasi yang baik dan santun khususnya bagi kelangsungan dan eksitensi PDIP di Kabupaten Polman.

"Jika hal seperti ini tidak diantisipasi, maka bukan tidak mungkin partai yang dibesarkan Megawati Soekarnoputri ini akan mulai kehilangan kepercayaan dari masyarakat luas karena ternyata partai ini tak bisa menegakkan demokrasi yang baik," tandas dia.  (ACO/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010