Dumai (ANTARA News) - Kepolisian Resort Kota (Polresta) Dumai, Riau, memperketat penjagaan di Pelabuhan Dumai dan sekitarnya untuk mengantisipasi kemungkinan tujuh teroris yang masuk daftar pencarian orang (DPO) lari keluar Indonesia melalui pelabuhan itu.

"Saat ini penjagaan lebih difokuskan ke dermaga penumpang Pelabuhan Dumai dan sekitarnya, sedangkan untuk jalur darat kami telah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan," kata Kapolresta Dumai AKBP Hersadwi Rusdiyono di Dumai, Senin.

Ia mengatakan, Pelabuhan Dumai dan sejumlah pelabuhan kecil di daerah setempat merupakan jalur penyeberangan langsung kapal feri penumpang dan nelayan yang menghadap ke Selat Malaka.

Letak stratesgis Dumai menjadi salah satu akses yang mempermudah perpindahan warga kedua negara yaitu Indonesia dan Malaysia.

Apalagi Pelabuhan Dumai telah lama memiliki jalur penyeberangan bebas bagi masyarakat dari dua negara itu dengan menggunakan kapal feri setiap hari.

Oleh karena itu, untuk mengantisipasi kemungkinan ketujuh teroris yang masuk DPO tersebut lari melalui Pelabuhan Dumai, pihaknya melakukan antisipasi, salah satunya dengan membentuk tim khusus yang bertugas di lintas perbatasan wilayah darat dan laut.

"Karena masih ada teroris yang belum tertangkap, kami telah melakukan antisipasi dengan membentuk tim khusus lintas perbatasan yang berkoordinasi dengan TNI AL, Bea dan Cukai, Administrator Pelabuhan, serta Imigrasi setempat," katanya.

Tim yang telah melakukan tugasnya dalam beberapa pekan terakhir, menurut dia, sampai sekarang terus bekerja, di antaranya memeriksa setiap penumpang yang menempuh rute pelayaran Dumai -Batam, Kepri, dan Dumai - Malaysia.

Sedangkan di jalur darat, beberapa orang dari Sumatra Utara yang mencurigakan sempat diperiksa. Namun, mereka kemudian dibebaskan karena polisi tidak menemukan tanda-tanda yang mencurigakan setelah memeriksa dokumen masing-masing.

"Kami belum menemukan tanda-tanda mencurigakan dari mereka yang hilir mudik, meski telah dilakukan pemeriksaan ganda," katanya.

Polresta Dumai hingga kini belum menyebarkan foto tujuh teroris yang masuk DPO tersebut, setelah tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror berhasil membongkar sarang teroris di Nanggroe Aceh Darrusalam (NAD) yang memakan korban jiwa.

Namun, jajaran kepolisian di Dumai telah memiliki identitas ketujuh teroris itu, yakni Abu Yusuf alias Mustaqim, Ubaid alias Adi alias Jakfar, Ziad alias Deni Suramto alias Toriq, Tono alias Rahmad alias Bayu Seno, Pandu alias Abu Asma, Abu Rimba alias Munir alias Abu Uteuen, dan Usman alias Gito.

(T.M046/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010