Tuban (ANTARA News) - Bandar Udara Internasional Ngurah Rai bertepatan dengan Hari Suci Penyepian 1935 Saka, Selasa, dinyatakan tertutup, namun pengamanan dan penjagaan lingkungan bandar udara itu tetap maksimal.

Di Kantor Kesatuan Pelaksana Pengamanan Pelabuhan Udara (KP3U) Ngurah Rai di kawasan Tuban, Kuta, Kabupaten Badung, Bali,  terlihat ada sekira 20 anggota polisi tetap bersiaga sejak Senin (15/3) malam.

Menurut salah seorang anggota KP3U Ngurah Rai, aktivitas pengamanan Bandar Udara Internasional Ngurah Rai tetap dilaksanakan sebagaimana biasanya.

"Sifatnya siaga saja, siapa tahu ada pendaratan darurat karena bandar udara terdekatnya Ngurah Rai. Tentu kami bergerak atas koordinasi dan prosedur yang berlaku," kata petugas kepolisian itu.

Pengamanan sama juga dilakukan oleh para petugas Bagian Pengamanan Bandar Udara Internasional Ngurah Rai. Mereka berpatroli sejak Selasa pagi, mulai dari pelataran parkir hingga ujung landas pacu bandar udara itu.

Lebih lanjut lagi, patroli pengamanan itu juga dilakukan hingga depo bahan bakar minyak milik PT Pertamina yang lokasinya di dekat garis pantai di kawasan perairan Kuta.

Secara terbuka pengamanan kawasan Bandar Udara Internasional Ngurah Rai dilakukan terhadap ratusann kios dan fasilitas umum, di antaranya beberapa anjungan tunai mandiri (ATM) milik beberapa bank.

Selain itu, pengamanan juga dilakukan terhadap apron, landas pacu, menara pengendali penerbangan, lampu-lampu penuntun penerbangan, hingga instrumen bantu pendaratan elektronika yang terdapat di bandar udara tersebut.

"Dengan luas ratusan hektare seperti ini dan berbatasan dengan laut serta pemukiman, kami wajib tetap waspada terhadap kemungkingan gangguan keamanan," kata Wayan, salah seorang petugas Bagian Pengamanan Bandar Udara Internasional Ngurah Rai.

Pada Hari Suci Penyepian kali ini, katanya, gilir jaga dilakukan selama 24 jam padahal biasanya cuma 12 jam saja. Hal itu dikarenakan pada Hari Suci Penyepian ini masyarakat dilarang untuk bepergian.

Menurut dia, lampu listrik baru dimatikan di sebagian besar kawasan Bandar Udara Internasional Ngurah Rai pada Senin (15/3) malam. "Lampu-lampu penerangan baru nanti malam dimatikan semua, untuk menghormati Hari Suci Penyepian," ucap Wayan.

Akan tetapi, pemutusan aliran listrik itu dikecualikan pada radar karena sistem radar ini harus tetap diaktifkan. Piringan radar penerbangan udara dan sistem pengendali penerbangan di menara utama Bandar Udara Internasional Ngurah Rai tetap dinyalakan.

Wilayah pengendali udara hasil kerja sistem radar di Bandar Udara Internasional merupakan satu mata rantai penting sistem pengawasan ruang udara nasional.

Sistem radar yang dioperasikan pihak sipil ini juga sudah saling terkoneksi dengan sistem radar yang dioperasikan Komando Pertahanan Udara Nasional Markas Besar TNI.
(T.A037/T007/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010