London (ANTARA News/AFP) - Satu tentara Inggris tewas akibat luka akibat ledakan di Afghanistan selatan pada bulan lalu, kata Kementerian Pertahanan pada Selasa.

Tentara dari Batalyon I Resimen Anglian itu meninggal di rumah sakit tentara Selly Oak di Birmingham pada Senin, sesudah ledakan di daerah Musa Qala di propinsi Helmand pada 21 Februari, katanya.

"Dengan sedih, saya harus memberitahu Anda bahwa seorang di antara kawan kami meninggal akibat lukanya tadi malam di rumah sakit Selly Oak," kata juru bicara, dengan menambahkan bahwa kematian itu tidak terkait dengan gempuran Gerakan Gabungan baruu--baru ini.

Ledakan itu terjadi saat ia meronda di utara daerah pusat Musa Qala, bagian gerakan berhasil di daerah tersebut untuk mengusir pejuang dari warga setempat dan dari pusat daerah itu.

Kematian tersebut adalah yang ke-28 pada tahun ini dan menjadikan 273 jumlah tentara Inggris tewas sejak gerakan di Afghanistan dimulai pada Oktober 2001.

Di antara semua itu, sedikitnya 240 tewas akibat "tindakan bermusuhan", kata kementerian pertahanan.

Inggris menempatkan sekitar 10.000 tentara di Afghanistan, sebagian besar menempur pejuang Taliban di Helmand.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan perlawanan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001, karena menolak menyerahkan pemimpin al-Qaida Osama bin Ladin, yang dituduh bertanggung awab atas serangan di wilayah negara adidaya itu, yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

Banyak di antara mereka tewas akibat peledak buatan rumahan IED, yang ditanam pejuang Taliban.

Pada 2009, 108 tentara Inggris tewas di Afghanistan, membuatnya tahun paling mematikan bagi balatentara kerajaan itu sejak Perang Malvinas.

Bom rakitan itu, yang ditanam di jalanan, menjadi penyebab sebagian besar kematian tentara asing itu.

IED murah dan mudah dibuat, sebagian besar menggunakan pupuk dan pemicu dari telepon genggam.

Peledak rakitan menjadi "senjata pilihan" Taliban, kata perwira tinggi sandi tentara Amerika Serikat, yang baru-baru ini menyatakan IED merenggut sampai 90 persen jiwa pasukan asing.

Pemimpin tentara menyatakan mencoba mengembangkan cara baru untuk berurusan dengan ancaman IED, tapi mendapati bahwa Taliban sudah mengubah siasat dengan cepat.

IED biasanya buatan sendiri, yang diledakkan oleh kendali jauh dan sering berserakan di jalan dan jalan raya, yang dipakai tentara asing, khususnya di kubu Taliban di provinsi Helmand dan Kandahar.

Pada 2003, pasukan asing dihantam 81 serangan bom rakitan. Jumlah itu meningkat menjadi lebih dari 72.000 pada 2009, kata pejabat sandi NATO. Itu termasuk bom meledak dan yang ditemukan serta dijinakkan.

Pada 2009, kegiatan Taliban di Afghanistan utara dipusatkan pada jalur pasokan perbekalan, yang dibawa truk dari negara Asia Tengah, yang berbatasan dengan Afghanistan.

Tentara pertama Inggris tewas dalam Gerakan Gabungan, Sersan David Greenhalgh (25 tahun), tewas akibat ledakan di dekat Lashkar Gah.

Satu tentara Inggris ditembak mati di Afganistan selatan pada awal Maret dalam serangan atas pangkalan oleh pejuang bersenjata senapan dan granat luncur, kata pejabat pertahanan. (B002/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010