Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah sedang menjaring calon komisaris untuki mengisi jabatan komisaris PT Pertamina (Persero) yang masih lowong dan diperkirakan proses ini akan lama.

"Dalam proses (pencarian), yang kemudian akan disampaikan ke Tim Penilai Akhir (TPA)," kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar, di Jakarta, usai seminar "Urgensi Pilihan Kebijakan Pembentukan Holding BUMN Perkebunan," di Jakarta, Kamis.

Menurut Mustafa, proses pencarian membutuhkan waktu yang cukup lama, sama halnya ketika pemerintah menetapkan susunan direksi Pertamina.

Saat ini dua posisi yang lowong adalah Komisaris Utama yang ditinggalkan Sutanto, setelah menjadi Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) dan anggota komisaris yang sebelumnya ditempati Gita Wirjawan yang menjadi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Mustafa tidak menyebutkan kapan seleksi calon komisaris tersebut dapat ditetapkan.

Menurut informasi beredar bahwa pergantian juga dilakukan terhadap posisi Umar Said, yang saat ini menjabat komisaris namun dari sisi usia sudah cukup tua untuk menjalankan tugas.

Mustafa menuturkan, pemerintah bukan tidak melakukan peremajaan di tubuh Pertamina, tetapi karena memang prosesnya memakan waktu.

"Itu `on going". Karena Pertamina merupakan perusahaan besar dan strategis, maka saya kira wajar pergantian direksi ketika itu lama. Sekarang pengisian komisaris kita minta bersabar," ujarnya.

Menurut catatan, laba bersih PT Pertamina pada 2009 diproyeksikan mencapai sekitar Rp15 triliun.

Sementara belanja modal (capex) yang akan digelontorkan pada 2010 ditargetkan sebesar Rp39 triliun, lebih tinggi dibanding capex 2009 sebesar Rp22 triliun.

(R017/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010