Jakarta (ANTARA News) - Direktorat Jendral Bea dan Cukai (BC) mengembangkan passenger analysis unit atau unit analisa penumpang pesawat sebagai deteksi awal kemungkinan adanya penyelundupan melalui jalur angkutan udara.

"Begitu pesawat boarding dan terbang, BC sudah tahu siapa yang ada di pesawat, barang bawaannya apa saja, sehingga waktu tiba, BC sudah punya target," kata Dirjen Bea dan Cukai, Thomas Sugijata ketika berkunjung ke LKBN ANTARA Jakarta, Jumat.

Ia menyebutkan, saat ini sudah semua perusahaan penerbangan terkoneksi dengan BC sehingga semua penumpang terpantau oleh BC.

"Ini bukan pekerjaan mudah, perlu waktu setahun untuk meyakinkan perusahaan penerbangan agar mau terkoneksi dengan BC," katanya.

Menurut dia, awalnya sejumlah perusahaan penerbangan keberatan untuk terkoneksi dengan BC namun dengan berbagai pendekatan akhirnya perusahaan penerbangan bersedia terkoneksi dengan BC.

Thomas menyebutkan, menghadapi makin maraknya penyelundupan, pihaknya terus berupaya meningkatkan integritas aparatnya.

"Sekitar seminggu lalu kami menangkap penyelundupan 44 kg sabu senilai Rp100 miliar, pelaku berusaha menyogok aparat sebesar Rp20 miliar," katanya.

Sementara itu mengenai penyelundupan melalui jalur laut, Thomas menyebutkan, daerah paling rawan penyelundupan adalah Selat Singapura dan Selat Malaysia.

"Itu merupakan jalur penyelundupan sehingga kami melakukan berbagai langkah mengatasinya," kata Thomas.
(A039*S034/B010)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010