Yogyakarta (ANTARA News) - Sutradara muda Hanung Bramantya saat ini mengadakan survei lokasi untuk memperkuat setting cerita dalam film Sang Pencerah yang akan menceritakan kisah hidup KH Ahmad Dahlan pendiri Organisasi Masyarakat Muhammadiyah.

Dalam survei tersebut, Hanung melihat secara langsung surau yang didirikan KH Ahmad Dahlan serta rumah yang pernah ditinggali oleh pendiri Muhammadiyah tersebut semasa hidupnya di Kampung Kauman Kota Yogyakarta, Jumat.

"Saya dulu besar di wilayah ini. Saya tinggal di Kampung Ngasem, tidak jauh dari Kauman. Dulu saya mengira surau ini adalah gudang, tidak tahunya, surau ini memiliki nilai sejarah," kata Hanung di Yogyakarta.

Ia menyebutkan, kedatangannya ke Kauman tersebut untuk survei sekaligus meminta izin kepada warga setempat yang dipastikan akan terganggu oleh pelaksanaan syuting film Sang Pencerah yang akan segera mulai produksi pada Mei..

Namun demikian, ia menegaskan bahwa surau dan rumah tinggal tersebut tidak akan digunakan sebagai lokasi syuting film karena kru film akan membangun setting baru.

"Dahulu pada 1889, di dekat surau tersebut ada sebuah pohon sawo dan bangunan surau masih satu lantai, tetapi sekarang sudah dua lantai. Sehingga tidak mungkin untuk pengambilan gambar di wilayah ini. Kami akan membangun lokasi baru," ujarnya.

Dalam survei lokasi tersebut, Hanung ditemani oleh dua aktor yang juga akan bermain dalam film kolosal tersebut, yaitu Lukman Sardi yang akan berperan sebagai KH Ahmad Dahlan dan Slamet Rahardjo yang akan berperan sebagai Kyai Penghulu Kholil Kamaludiningrat.

"Saya memiliki beban besar untuk memainkan tokoh ini. Tetapi juga merasa mendapatkan penghargaan yang besar karena diminta untuk memainkan sosok KH Ahmad Dahlan," kata Lukman.

Secara kehidupan, Lukman menyatakan, ia dan KH Ahmad Dahlan memiliki perbedaan yang sangat mencolok, namun akan berusaha secara maksimal untuk memahami jalan pikiran dan perjuangan tokoh tersebut.

"Saya sangat berharap, film ini bisa menjadi pencerahan kepada generasi muda," katanya.

Sedangkan Slamet Rahardjo menyatakan salut atas usaha Hanung yang membuat film berisiko tinggi tersebut. "Membuat film seperti ini memiliki resiko yang besar, karena ia membuat film yang tidak populer," katanya.

Namun demikian, ia berharap seluruh warga Muhammadiyah dapat menyaksikan film tersebut saat diputar di bioskop sehingga menjadikan film tersebut masuk dalam "box office".
(U.E013/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010