Moskow (ANTARA News/Reuters) - Perjanjian baru perlucutan senjata nuklir Rusia-Amerika Serikat (AS) akan ditandatangani di Eropa April mendatang, kata seorang pembantu senior PM Vladimir Putin, Jumat.

Perkembangan terbaru di seputar kesepakatan yang akan menggantikan Perjanjian Pengurangan Senjata-Senjata Strategis (START) tahun 1991 itu disampaikan Wakil Kepala Staf Vladimir Putin, Yuri Ushakov.

Menurut Kantor Berita RIA, Yuri Ushakov yang berbicara kepada pers seusai pertemuan Putin dengan Menlu AS Hillary Clinton mengatakan, penandatanganan perjanjian baru itu tidak dilakukan di Washington.

"Perjanjian pengganti START I itu mungkin ditandatangani di Eropa, bukan Washington," katanya.

Pekan lalu, para pemimpin AS dan Rusia sudah menyampaikan keyakinannya bahwa kedua negara akan mencapai perjanjian baru perlucutan senjata nuklir.

START yang akan berakhir Desember mendatang itu dipandang sebagai penanda perjanjian senjata nuklir di era Perang Dingin.

Menurut Kremlin, kedua pemimpin mengungkapkan kepuasan mereka pada kesiapan lahirnya perjanjian baru perlucutan senjata nuklir itu.

Dalam pembicaraan telepon mereka, Presiden Barack Obama dan Dmitry Medvedev menekankan adanya kemungkinan penetapan tanggal pasti penyerahan naskah kesepakatan untuk ditandatangani keduanya.

Namun Kremlin tidak memberikan tanggal spesifik bagi penyerahan naskah kesepakatan untuk ditandatangani kedua kepala negara tersebut.

Ditandatangani pada 1991, START berhasil mendorong kedua negara mengurangi secara signifikan penyimpanan nuklir mereka.

Perjanjian itu juga menetapkan langkah-langkah verifikasi guna membangun rasa saling percaya di antara kedua negara yang pernah menjadi musuh bebuyutan semasa Perang Dingin tersebut.

Prospek perjanjian baru itu sendiri sudah terlihat sejak Obama dan Medvedev sepakat mengurangi antara 1.500 dan 1.675 kepala nuklir masing-masing negara.

AS sendiri kini memiliki 2.200 kepala nuklir sedangkan Rusia diperkirakan mempunyai sekitar 3.000 kepala nuklir.

Dengan adanya perjanjian baru tersebut, ambisi presiden AS untuk mewujudkan dunia yang bebas dari senjata nuklir dapat tercapai.

Menurut seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan tim perunding AS tidak terburu-buru membahas START demi perjanjian baru yang diharapkan dapat ditandatangani sebelum April 2010.

Pada April 2010 itu, AS menjadi tuan rumah KTT non-proliferasi nuklir.(R013/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010