Moskow (ANTARA News) - Rusia dan Amerika Serikat akan menandatangani perjanjian nuklir baru pada awal April di ibu kota Ceko, Praha, menurut laporan surat kabar harian Kommersant Sabtu, mengutip sumber diplomat.

"Perjanjian perlucutan senjata nuklir baru sudah siap," kata sumber itu, yang berbicara sebagai bagian perundingan Jumat antara Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton, mengenai masalah itu.

"Para perunding di Jenewa baru saja menyelaraskan formulasi-formulasi, memberikan nuansa dalam bahasa Rusia dan Inggris," kata sumber itu menambahkan seperti dikutipkan AFP.

Para perunding Rusia dan AS telah melakukan pembicaraan ketat untuk menyetujui pengganti Perjanjian Pengurangan Persenjataan Strategis (START) 1991, yang habis masa berlakunya Desember, namun sejauh ini masih gagal mencapai kesepakatan akhir.

Presiden AS, Barack Obama, dan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, pada Juli lalu sepakat bahwa perjanjian baru harus mengurangi jumlah hulu ledak nuklir masing-masing pihak sampai sekitar 1.500-1.675.

Laporan-laporan media Rusia mengatakan, pemimpin kedua negara tampaknya akan menandatangani perjanjian akhir di ibu kota Eropa Timur sebelum AS menjadi tuan rumah bagi konferensi tingkat tinggi (KTT) keamanan nuklir pada 12-13 April.

Sumber Kommersant meyakini bahwa rencana ini akan terjadi - dan bahwa perjanjian akan ditandatangani di Praha, pada saat pihak AS menolak Kiev sebagai tempat penandatanganan kesepakatan.

Perjanjian baru juga mengakui adanya kaitan dengan rencana fasilitas pertahanan rudal AS di Eropa Timur, kata sumber itu kepada Kommersant.

Sementara itu harian New York Times dalam laporannya pekan lalu mengatakan, bahwa perundingan-perundingan telah dihantam kendala mengenai masalah-masalah itu.

Times mengatakan, Obama frustrasi karena Medvedev mengaitkan masalah perjanjian perlucutan senjata dengan sengketa sistem pertahanan rudal.

Pada Jumat, Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, mengatakan, Rusia dan AS hampir menandatangani perjanjian perlucutan senjata nuklir baru setelah berhasil menyelesaikan berbagai masalah penting.

Lavrov mengatakan: "Kami meyakini bahwa dalam waktu dekat kami akan menyelesaikan perundingan tentang perjanjian baru."

AS saat ini memiliki sekitar 2.200 hulu ledak nuklir, sedangkan Rusia diduga memiliki sekitar 3.000.

H-AK/M043

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010