Bandung (ANTARA News) - Sejumlah warga Baleendah dan Dayeuhkolot yang rumahnya tergenang banjir, Sabtu, dievakuasi menggunakan perahu karet atau rakit. "Semula kami mengira banjir akan cepat surut, tak tahunya terus meningkat, bahkan hingga 150 centimeter," kata Karmana, warga Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung.

Rumahnya dua kali terendam banjir, bahkan beberapa rumah tetangganya terendam hingga dua meter, sementara tanggul untuk menahan air di sekitar permukiman mereka tak dapat lagi mampu membendung aliran luapan Sungai Citarum yang meluber.

"Ini untuk kedua kalinya kami terjebak di rumah, mungkin banjir kali ini akan lebih besar dibanding Pebruari lalu. Saya hanya bisa pasrah," katanya.

Ekawati (29), warga RT02/RW09 Desa Dayeuhkolot yang tengah hamil tua, terpaksa dievakuasi ke rumah sakit terdekat untuk melahirkan. Dibantu anggota PMI dan tetangganya, wanita itu dievakuasi dengan menggunakan perahu.

Luapan Sungai Citarum di kawasan Baleendah dan Dayeuhkolot kembali membesar sejak Jumat kemarin sehingga memutus jalur utama Baleendah - Dayeuhkolot - Bandung.

Sedikitnya 4.500 rumah kembali terendam banjir dengan ketinggian bervariasi antara 50 hingga 200 centimeter, sementara pengungsi di Kecamatan Baleendah ditampung di rumah-rumah warga dan di sejumlah gedung serbaguna.

"Kalau hujan terus menerus di hulu Citarum, saya tak tahu mau seperti apa banjir di Baleendah dan Dayeuhkolot ini," kata Supardi, warga lainnya.

Banjir itu juga merendam Markas Komando Batalyon Zipur 3 Dayeuhkolot dan rumah dinas perwira yang tengah ditinggal bertugas dalam misi perdamaian Konga XXXVI ke Kongo.

Para istri prajurit Zipur tersebut mengungsi ke asrama lainnya di lokasi yang aman. Para keluarga TNI itu sudah beberapa kali mengungsi pada musim banjir yang lebih besar dibandingkan banjir-banjir sebelumnya itu.

Sementara itu sejumlah pompa air yang semula disiagakan untuk mempercepat penyurutan banjir, sejak beberapa hari lalu tidak berfungsi karena genangan banjir sangat besar.

"Kondisi genangan air sudah di atas rata-rata, pompa air itu tak berfungsi lagi karena luapan Citarum sangat besar," kata Firman, warga Kampung Cieunteung Baleendah. (*)

S033/R007/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010