Jakarta (ANTARA News) - Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) menggalakkan Periksa Urin Sendiri (PURI) dengan grafik warna urin sebagai upaya mencegah dehidrasi sedini mungkin.

Ketua PDGMI, dr. Rachmi Untoro, MPH mengatakan, sosialisasi PURI dengan grafik warna urin tersebut akan segera digencarkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang ancaman dehiderasi dan pentingnya air bagi kesehatan.

"Sosialisasi akan segera dilakukan, seperti dengan striker dan poster yang terdapat grafik warna urin. Dengan demikian masyarakat bisa mengetahui apakah ia mengalami dehiderasi atau tidak," ujar Rachmi dalam konferensi persnya usai simposium "Hydration and Health" PDGHI di Jakarta, Minggu.

Rachmi menjelaskan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memeriksa urin tersebut, antara lain urin yang diperiksa bukanlah urin yang dikeluarkan pada pagi hari dan urin yang periksa ialah urin yang keluar saat berkemih.

"Semua jenis urin dapat digunakan untuk dicek kecuali urin pagi saat kita baru bangun tidur. Kemudian urin yang keluar dipertengahan dan kita cek warnanya," jelas Rachmi.

Rachmi mengatakan urin tersebut kemudian dapat ditampung di wadah yang bening atau jika toilet bersih dapat langsung dilihat di bawah sinar lampu yang terang atau sinar matahari.

"Jika warnanya ada pada nomor 1-3 itu berarti kebutuhan air ditubuh masih tercukupi, tetapi jika warnanya berada di nomor 4 tandanya anda mengalami dehidrasi ringan dan harus waspada,"

Dalam grafik warna air seni yang akan disosialisasikan tersebut ada delapan tingkatan warna, muali dari warna air seni yang hampir jernih hingga kuning pekat.

Warna air seni 1-3 berarti terhidrasi dengan baik, warna 4-5 berarti kurang terhidrasi dengan baik, dan 7-8 berarti mengalami kekurangan cairan.

Namun, Rachmi mengingatkan warna air seni yang keluar juga dipengaruhi oleh asupan makanan yang dikonsumsi. Jika mengkonsumsi vitamin B komplek atau multivitavin air seni pasti akan berwarna lebih pekat.

PURI merupakan cara mengetahui kadar hidrasi yang dikembangkan oleh Prof Armstrong, ahli kedoteran olahraga Amerika Serikat yang terlah direkomendasikan penggunaannya oleh PDGMI dan dibuat dalam bentuk poster serta stiker.

"Dengan mengetahui kadar hidrasi melalui air seni ini diharapkan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan airnya dengan minum air mineral yang cukup," tutur Rachmi.

Sementara itu, Ketua Umum PERGIZI PANGAN, Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS. menambahkan masyarakat juga harus mewaspadai gejala dehidrasi, seperti mulut/bibir kering, mengantuk, lelah, sakit kepala.

Herdinsyah mengatakan orang yang dehidrasi juga bisa berdampak lebih parah hingga mengalami obesitas, batu ginjal dan kanker usus. Untuk menghindari dehidrasi tersebut, seseorang harus minum yang cukup dengan cara yang baik.

"Minum itu sehari sekitar 2 liter sehari, tergantung pada jenis kegiatan. Untuk laki-laki biasaya 13 gelas dan untuk perempuan 9 gelas. Minumnya juga harus teratur dan jangan langsung banyak," ujar Hardinsyah.

Hardinsyah mengatakan dari penelitian yang dilakukan Harris R. Lieberman, PhD. Am Coll. of Nutr, pada 2007, dehidrasi bisa mempengaruhi tingkat kecerdasan seseorang dilihat dari daya ingat dan daya tangkapnya.

Kekurangan air sebanyak 1 persen dapat menyebabkan gangguan kognitif. Bahkan kekurangan air 2 persen dapat menurunkan konsentrasi dan daya ingat sesaat.

(T.M-RFG/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010