Singapura (ANTARA News) - Bagian-bagian tubuh harimau diselundupkan ke Singapura untuk  dijual secara terbuka sebagai perhiasan dan jimat.

Animal Concerns Research and Education Society
(ACRES) mengatakan sudah melakukan penyelidikan pada lebih dari 130 perhiasan dan toko barang antik. Mereka menemukan beberapa barang yang dijual terbuat dari bagian tubuh harimau seperti cakar, gigi, dan kulit bulunya.

Ada 59 toko menjual barang-barang itu, 52 toko di antaranya secara terbuka memajang barang itu untuk dijual.

Penjaga penjaga toko menawari aktivis ACRES yang menyamar sebagai pembeli berbagai bagian tubuh harimau. Tetapi, kelompok itu mengatakan tidak dapat dipastikan barang u asli atau palsu.

"Asli atau palsu, itu semua menaikkan permintaan bagian tubuh harimau," kata Louis Ng, direktur eksekutif ACRES, seperti dikutip dari AFP.

Produk itu misalnya cakar yang dicampuri emas atau perak dan dipakai sebagai perhiasan, jimat dari gigi dengan sepotong gulungan kertas mantra di dalamnya, dan potongan kulit yang dikatakan sudah diberkati untuk kekuatan dan perlindungan.

Di dunia tersisa kurang dari 3.200 harimau di belantara, jumlah itu turun dari kira-kira 100.000 satu abad lalu. ACRES menyatakan jumlah itu masih akan turun.

Harimau diburu untuk pengobatan tradisional, dibunuh karena masuk permukiman. Pembantaian itu telah menyebabkan tiga sub-spesies dan harimau China Selatan sudah tidak terlihat sejak beberapa dekade.

Video penyelidikan yang dilakukan sejak Desember 2009 sampai Februari menunjukkan seorang penjaga toko menawarkan potongan kulit harimau "yang sudah  dimantrai". Penjaga toko itu mengatakan barang itu berasal dari Songkhla, Thailand.

Penjaga toko lain tertangkap kamera menawarkan sebuah kalung dari gigi. Dia mengatakan gigi itu berasal dari Thailand. Penjaga toko ketiga mengatakan dia harus menyediakan bagian tubuh harimau untuk memenuhi  permintaan selama tahun baru China.

Penjaga toko itu menyebut  Thailand, China, dan India sebagi sumber utama pasokan.Ng mengatakan Singapura memegang peranan kunci dalam perdagangan ilegal.

"Sangat gawat terutama bagi Singapura karena seluruh negara tetangga kami memiliki populasi harimau. Kami tidak ingin memenuhi permintaan atas produk ini karena sekarang keberadaan mereka sudah sangat terancam," tambah dia.

Singapura merupakan pusat perbelanjaan di Asia Tenggara dan dikunjungi 9.7 juta wisatawan tahun 2009. (ENY/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010