Jakarta (ANTARA News) - Pengurus cabang dan kader Partai Demokrat di sejumlah daerah di Indonesia mengharapkan pemilihan ketua umum DPP Partai Demokrat pada kongres di Bandung Mei mendatang dilakukan melalui mekanisme voting terbuka.

"Saya menangkap aspirasi tersebut ketika berkunjung ke sejumlah daerah di Indonesia selama dua pekan terakhir," kata Sekretaris Departemen Pendidikan dan Pembinaan Politik DPP Partai Demokrat Irfan Gani di Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan, aspirasi itu menunjukkan visi dan paradigma pengurus cabang dan kader Partai Demokrat makin maju, menuju manajemen partai modern dan transparan.

Dia melanjuktan, mekanisme voting terbuka membawa banyak manfaat kepada Partai Demokrat, diantaranya menumbuhkan kesadaran pada kader dalam menentukan pilihannya dan bisa menghindari praktik politik uang.

Sebaliknya, Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Ahmad Mubarok menilai mekanisme tertutup lebih etis.

"Kalau melalui voting terbuka bisa terjadi politik uang dan membuat pemilih menjadi sungkan," katanya.

Dia menjelaskan jika tata tertib kongres menetapkan mekanisme pemilihan melalui voting terbuka maka calon ketua umum bisa membeli suara cabang.

Ketika ditanya, jika pemilihan ketua umum melalui mekanisme voting tertutup justru terjadi politik uang karena cabang main dua kaki atau lebih, Ahmad Mubarok mengatakan itu sah-sah saja.

"Dalam dunia politik pratis sah-sah saja jika ada daerah atau cabang yang memiliki hak suara dalam kongres bermain dua kaki atau lebih, tapi pada saat memilih dia memilih dengan hati nurani," katanya.

Sampai saat ini sudah ada empat nama calon ketua umum partai Demokrat yang diperkirakan meramaikan kongres partai itu di Bandung, Mei mendatang.

Mereka adalah Anas Urbaningrum (Ketua DPP Partai Demokrat/Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR), Andi Mallarangeng (Ketua DPP Partai Demokrat/Menteri Negara Pemuda dan Olahraga), Agus Hermanto (Ketua DPP Partai Demokrat/Anggota DPR RI), dan Marzuki Alie (mantan Sekjen DPP Partai Demokrat/Ketua DPR RI). (*)

R024/D011/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010