Kabul (ANTARA) - Utusan PBB untuk Afghanistan bertemu di Kabul dengan delegasi dari salah satu kelompok gerilyawan utama negara itu, Kamis , diplomat pertama Barat bertemu dengan mereka sejak mereka tiba di ibu kota itu untuk perundingan perdamaian dengan pemerintah.

Staffan de Mistura,kepala perwakilan PBB yang baru di Afghanistan bertemu dengan satu delegasi dari Hezb-i-Islam di sebuah hotel di Kabul, kata misi itu.

Hezb -i-Islam adalah salah satu dari tiga faksi gerilyawan yang berperang melawan pasukan asing di Afghanistan.

"(De Mistura) mendengar pendapat--pendapat mereka dan menyatakan bahwa kunjungan mereka di Kabul dan diskusi-diskusi yang sedang dilakukan dengan pihak berwenang Afghanistan menegaskan tentang pentingnya dialog yang dipimpin Afghanistan untuk mewujudkan stabilitas di negara ini, kata sebuah pernyataan Misi Bantuan PBB di Afghanistan.

Seorang juru bicara de Mistura menolak memberikan rincian lebih jauh tentang apa yang dibicarakan dengan kelompok Hezb-i-Islami.

Itu adalah pertemuan pertama antara seorang pejabat Barat dan kelompok itu sejak mereka tiba di Kabul, dan dilakukan beberapa minggu sebelum Presiden Hamid Karzai merencanakan pertemuan perdamaian "jirga"-- atau dewan sesepuh -- yang Taliban juga diundang.

Pada hari Rabu, perunding Hezb-i-Islam i Mohammad Daoud Abedi mengemukakan kepada Reuters pihak pemimpinnya siap menjalin perdamaian dan bertindak sebagai satu "jembatan" dengan Taliban jika Washington memenuhi rencana untuk mulai menarik pasukannya tahun depan.

Abedi mengatakan keputusan untuk mengajukan satu rencana perdamaian adalah tanggapan langsung pada satu pidato Presiden Amerika Serikat Barack Obama Desember lalu , ketika ia mengumumkan rencana untuk mengirim 30.000 tentara tambahan AS tetapi menetapkan target pertengahan tahun 2011 untuk mulai menarik pasukannya.

Mencapai kesepakatan dengan pihak gerilyawan, khususnya Taliban yang dianggap NATO sebagai satu ancaman yang jauh lebih besar ketimbang Hezb-i-Islami , adalah salah satu dari prioritas-prioritas utama Karzai dan itu didukung oleh PBB.

Washington, kendatipun mendukung rencana-rencana untuk mengintegrasikan para pejuang berkedudukan rendah dalam masyarakat Afghanistan , secara hati-hati menanggapi usaha-usaha pemerintah Afghanistan untuk berdamai dengan gerilyawan , asalkan mereka meletakkan senjata-senjata mereka dan menjauhkan diri dari Al Qaida.

Hezb-i-Islami terutama berpangkalan di bagian timur dan timur laut Afghanistan. Taliban lebih aktif di daerah selatan Kandahar dan Helmand , tempat mereka bertempur melawan ribuan tentara AS dan Inggris.

Sebagian besar dari 30.000 tentara tambahan AS yang dijanjikan Obama itu tahun ini akan digelar di daerah-daerah selatan dalam usaha untuk melumpuhkan Taliban , kini tampaknya lebih kuat ketimbang saat sejak pemerintah mereka digulingkan tahun 2001. oleh pasukan AS.

Menteri Pertahanan AS Robert Gates , Rabu mengatakan saatnya masih belum tepat bagi rekonsiliasi dengan para pemimpin senior Taliban Afghanistan, mengakui tekanan militer sekarang cukup melemahkan kelompok itu.

"Perubahan momentum itu belum cukup kuat untuk meyakinkan para pemimpin Taliban bahwa mereka dalam kenyataannya akan kalah," kata Gates kepada para anggota parlemen dalam satu dengar pendapat Kongres.

Para pejabat AS berulang-ulang mengatakan penarikan pasukan AS akan dilakukan secara bertahap, dan kecepatan itu akan tergantung pada kondisi-kondisi di lapangan dan pada kemampuan Afghanistan untuk menjaga keamanannya sendiri.

Pakistan juga menawarkan bantuan bagi perundingan-perundingan dengan Taliban, dan penahanan yang dilakukannya baru-baru ini terhadap seorang komandan penting Taliban Afghanistan telah meningkatkan spekulasi bahwa Pakistan ingin mendapat tempat di meja perundingan apabila perundingan dilakukan.

Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mehmood Qureshi dalam satu kunjungan ke Washington untuk berunding dengan para pejabat tinggi AS mengatakan ia telah membicarakan dengan Karzai tentang peran apa yang dapat Pakistan lalukan.

Qureshi mengemukakan kepada wartawan dalam satu jumpa pers bersama dengan Menlu AS Hillary Clnton ia melihat rekonsiliasi sebagai satu proses yang dipimpin Afghanistan dan urusan Afghanistan".

Para pengamat mengatakan Pakistan melihat Taliban Afghanistan sebagai satu alat untuk meningkatkan kepentingan-kepentingannya di Afghanistan, tempat negara itu ingin melihat satu pemerintah yang bersahabat berkuasa dan mengurangi pengaruh musuh lamanya India.

Reuters/C/H-RN/M043

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010