Jakarta (ANTARA News) - Dirjen Pajak M Tjiptardjo mengatakan pegawai Ditjen Pajak Gayus Tambunan telah mencederai institusi Direktorat Jenderal Pajak terutama dalam penegakan reformasi birokrasi di Kementerian Keuangan.

"Ini efeknya panjang dan menimbulkan dukungan facebookers (untuk tidak membayar pajak) segala macam dan ini harus segera kita bersihkan," ujarnya acara pengangkatan anggota Komite Pengawasan Perpajakan di gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat.

Ia berharap, ditengah-tengah batas akhir bagi para warga untuk memberikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan, agar jangan sampai ada usulan untuk tidak membayar pajak, apalagi pembenahan dalam Ditjen Pajak akan terus dilakukan.

"Jangan sampai masyarakat luas tidak bayar pajak, kita harus sayang negeri ini. Kita harus selesaikan bersama-sama, kita akan sapu bersih. Ke dalam kita akan melakukan pembersihan. Sistemnya lemah, nanti kita akan betulkan. Kalau menyangkut institusi lain, kita akan kerja sama dengan satgas," ujar Tjiptardjo.

Menurut dia, reformasi birokrasi dalam tubuh Ditjen Pajak akan terus berjalan dengan melakukan "pembersihan" agar individu yang melakukan penyimpangan mendapatkan efek jera, apalagi keberhasilan reformasi pajak selama ini tidak bisa dihindari karena telah diakui dalam dunia internasional.

Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan Hekinus Manao menambahkan saat ini pemeriksaan telah mencapai tahap pengumpulan data dan pendalaman kasus.

"Pengumpulan data termasuk dimana dia bekerja selama ini, dia berhubungan dengan perusahaan-perusahaan mana saja, transaksinya sperti apa. Kalau untuk data transaksi kan dari tadi pagi. Sekarang transaksinya itu kita lihat hulunya dari mana," ujarnya.

Menurut dia, berdasarkan temuan sementara uang sebesar Rp25 miliar yang ditemukan dalam rekening Gayus merupakan kumpulan dari beberapa rekening dan ada beberapa transaksi mencurigakan.

"Berdasarkan rekening yang sudah kita lihat tadi pagi, menjelaskan transaksi nggak hanya satu kali dan selama beberapa tahun ada beberapa kali transaksi yang cukup menarik untuk dilihat," ujarnya.(Ant/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010