Chicago (ANTARA) - Emas berjangka melonjak pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), mencatat kenaikan untuk hari ketiga beruntun.

Optimisme investor meningkat bahwa paket bantuan virus corona AS akan diumumkan sebelum pemilihan presiden 3 November menekan greenback dan mendukung daya tarik emas sebagai lindung nilai inflasi.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, bertambah 14,1 dolar AS atau 0,74 persen menjadi ditutup pada 1.929,50 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Selasa (20/10/2020), emas berjangka naik 3,7 dolar AS atau 0,19 persen menjadi 1.915,40 dolar AS.

Emas berjangka juga menguat 5,3 dolar AS atau 0,28 persen menjadi 1.911,70 dolar AS pada Senin (19/10/2020), setelah melemah 2,5 dolar AS atau 0,13 persen menjadi 1.906,40 dolar AS pada Jumat lalu (16/10/2020), dan naik tipis 1,6 dolar AS atau 0,08 persen menjadi 1.908,90 dolar AS pada Kamis (15/10/2020). “Nancy Pelosi memiliki tenggat waktu Selasa (20/10/2020). Nah, sekarang sudah didorong menjadi Jumat (23/10/2020). Mengetahui hal itu, orang berpikir kesepakatan akan selesai dalam waktu dekat, jadi mereka mulai mengakumulasi emas," kata Michael Matousek, kepala pedagang di Investor Global AS.

Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows mengatakan masalah terbesar tetap pendanaan untuk pemerintah negara bagian dan daerah, tetapi menambahkan bahwa kemajuan telah dibuat menuju kesepakatan bantuan virus corona.

Spekulasi yang meningkat untuk terobosan akhirnya mendorong dolar ke level terendah dalam hampir dua bulan, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, penurunan nilai mata uang, dan ketidakpastian, telah melonjak lebih dari 26 persen tahun ini, terutama didorong oleh tingkat stimulus global yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk melindungi ekonomi dari kemerosotan yang disebabkan oleh virus corona.

Investor juga berbondong-bondong ke logam mulia sebagai safe haven ketika jumlah kasus COVID-19 di Uni Eropa terus meroket dalam beberapa hari terakhir. Kasus COVID-19 juga meningkat di Amerika Serikat.

“Apa yang akan membuat permintaan mendorong emas lebih tinggi? Ini akan menjadi stimulus lanjutan, berlanjutnya suku bunga negatif, orang-orang khawatir tentang lonjakan infeksi COVID karena emas dianggap sebagai tempat yang aman,” tambah Matousek dari Investor Global AS.

Ke depan, jajak pendapat Reuters memperkirakan bahwa sementara emas mungkin mencapai rata-rata kurang dari 2.000 dolar AS tahun depan karena rekor reli melambat, harga masih bisa menyentuh level tertinggi baru.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 26,1 sen atau 1,04 persen, menjadi ditutup pada 25,241 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 16,6 dolar AS atau 1,89 persen menjadi menetap pada 893,9 dolar AS per ounce.

Baca juga: Emas menguat didorong pelemahan dolar dan spekulasi stimulus AS
Baca juga: Emas "rebound" terangkat penurunan dolar dan harapan paket bantuan AS
Baca juga: Harga emas amblas 2,5 dolar, saat harapan stimulus AS memudar

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020