Ambon (ANTARA News) - Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon bersama Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan membangun pabrik pengolahan tuna loin mini.

Wali kota Ambon, Jopi Papilaja, di Ambon, Senin, membenarkan rencana pembangunan pabrik pengolahan tuna loin di Pusat Pendaratan Ikan (PPI) Desa Erie, kecamatan Nusaniwe, Ambon, itu telah disetujui KKP.

Dia mengakui, telah melakukan pembicaraan secara kontinyu dengan KKP menyangkut rencana pembangunan pabrik pengolahan tuna itu dan telah disetujui untuk dibangun pada tahun 2010.

"Pemkot Ambon akan bekerja sama dengan KKP dan membentuk Badan pengelola perikanan yang bertanggung jawab untuk mengelola pengoperasian pabrik tersebut," ujarnya.

Tuna Loin merupakan salah satu bentuk pengolahan daging ikan tuna dan pemasarannya lebih banyak diminati restoran makanan Jepang.

Realisasi pabrik ini akan menjamin pemasaran ikan hasil tangkapan nelayan dari perairan pulau Ambon dengan standar harga tinggi, di samping membuka lapangan kerja baru dan mengurangi tingkat pengangguran di ibukota provinsi Maluku itu.

Operasional badan ini, tandasnya, tidak seperti unit pelaksana teknis daerah (UPTD) yang selalu tergantung anggaran daerah, namun semua dikelola sendiri sehingga memberikan banyak manfaat, termasuk perbaikan saran dan prasaran yang rusak.

Papilaja menegaskan, lokasi sekitar PPI Erie beberapa tahun mendatang akan dijadikan kawasan perikanan terpadu dan dikelola dengan manajemen profesional.

Wali Kota Ambon berharap kerja sama yang dilakukan dengan KKP dapat merumuskan pola pengelolaan perikanan dan hasil-hasilnya, sehingga berdampak pada peningkatan aspek ekonomi produktif.

Direktur Usaha Dan Investasi Pemasaran Dan Pengolahan Hasil Perikanan KKP, Victor Nikijuluw, secara terpisah mengatakan, rencana pembangunan pabrik pengolahan tuna loin mini itu termasuk dalam salah satu program pembentukan Badan Layanan Usaha Perikanan Daerah di setiap daerah.

Program ini diyakini dapat mengoptimalkan operasional sarana perikanan sehingga menjadi multi fungsi, di samping berdampak pada peningkatan kesejahtaraan masyarakat pesisir, katanya.

Dia berharap pembangunan pabrik itu akan berdampak bagi optimalisasi pemanfaatan potensi perikanan di Kota Ambon dan Maluku.


Potensi

Kota Ambon memiliki potensi ikan pelagis kecil Stolephorus spp, Sardinela spp, Decapterus spp, Restrelliger spp serta Cypselurus spp. Stok ikan jenis ini melimpah sampai 1.470,7 ton/bulan dengan potensi lestari sebesar 735,4 ton/bulan, sedangkan pemanfaatannya sebesar 232 ton/bulan.

Sementara ikan pelagis besar dinominasi cakalang (Skipjack Tuna) dan tatihu (Yellow Fin Tuna) yang tersebar di pantai selatan Kota Ambon dengan kelimpahan stok 602,6 ton/bulan dan potensi lestari 310,3 ton/bulan. Pemanfaatan ikan jenis ini telah mencapai 127,1 ton/bulan atau 41 persen dari maksimul lestari.

Peluang investasi untuk sektor perikanan yakni budidaya dan perikanan tangkap.

Untuk perikanan tangkap pada bagian hulu dapat dikembangkan usaha pengadaan kapal, pasokan es dan colt storage, sedangkan di hilir dapat dikembangkan usaha pengelolaan komoditas kaleng, komoditas beku dan komoditas segar.

Di samping itu, produksi ikan diasap dapat dipasarkan untuk memasok kebutuhan lokal, regional (intra wilayah Maluku), dan nasional, selain dikembangkan usaha rumah makan/restauran.

Untuk perikanan budidaya usaha yang potensial dikembangkan adalah kolam pancing dan ekowisata.

Perairan laut Kota Ambon juga memiliki salah satu komoditi perikanan tergolong potensial untuk dikembangkan yaitu ikan Demersal. Komoditas perikanan yang penting ini tersebar di seluruh wilayah ekologis perairan pesisir dan laut Kota Ambon. (JA/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010