Ambon (ANTARA News) - Wali Kota Ambon Jopi Papilaja membantah terjadi kebocoran soal di wilayah kerjanya saat berlangsung ujian nasional (UN) SMP dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang diikuti 6.089 siswa mulai Senin.

"Tidak ada kebocoran soal karena pengawasannnya sangat ketat sejak soal-soal dikirim dari Jakarta dan tiba di Ambon maupun saat didistribusikan ke masing-masing sekolah," katanya di Ambon, Senin.

Menurutnya, menjelang UN banyak oknum berulah mencari keuntungan pribadi dengan mengedarkan soal-soal ujian yang digunakan tahun lalu dan sudah diubah sehingga terkesan adalah soal-soal ujian tahun ini.

"Isu ini beredar karena ulah oknum tertentu untuk mencari keuntungan dengan cara mengedarkan soal ujian tahun sebelumnya yang sudah diubah tanggalnya, sehingga mempengaruhi siswa yang akan mengikuti UN," katanya.

Wali kota menjelaskan, pengamanan terhadap soal UN mulai pengiriman dari Jakarta hingga tiba di Ambon dan didistribusikan ke sekolah-sekolah dilakukan secara ketat dengan melibatkan aparat Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau (PP) Lease, sehingga kemungkinan kebocoran sangat kecil.

"Saya juga telah meminta semua pihak agar tidak mempercayai beredarnya kunci jawaban melalui telepon genggam (HP) karena mungkin saja itu keisengan orang. Jadi kalau tidak belajar lalu percaya dan bergantung pada kunci jawaban yang beredar melalui layanan pesan singkat (SMS) maka siswa akan rugi sendiri," ujarnya.

Terkait persiapan belajar siswa untuk menghadapi UN yang dinilai tidak maksimal karena terkendala pemadaman listrik secara bergilir, Wali Kota Papilaja mengaku telah mengimbau orang tua siswa untuk mengarahkan anaknya belajar di siang atau sore hari setelah pulang sekolah atau sebelum berangkat sekolah.

"Saya sudah imbau orang tua untuk mewajibkan anaknya yang sekolah siang untuk belajar di pagi hari, atau sore untuk siswa yang sekolah pagi, sejak sebulan lalu, sehingga tidak ada alasan jam belajar terhambat masalah pemadaman listrik bergilir," katanya..

Dirinya tetap optimisTIS bahwa tingkat kelulusan UN pada tahun ini akan meningkat mendekati 100 persen dari tahun sebelumnya walau pun standar nilai kelulusan tahun ini 5,50.

"Saya tetap optimistis pemadaman listrik tidak akan berpengaruh pada tingkat kelulusan di Ambon karena siswa sudah dipersiapkan melalui proses bimbingan belajar sejak tiga bulan lalu dengan menggunakan kurikulum yang berlaku," tandasnya.

Pelaksanaan UN di Ambon diikuti 6.089 siswa SMP/MTs dari 53 sekolah dan akan berlangsung empat hari dengan mata pelajaran yang diuji yakni Bahasa Indonesia pada hari pertama, diikuti Bahasa Inggris (hari kedua), matematika (hari ketiga) dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) hari terakhir.

Pelaksanaan UN di Ambon dipantau pejabat Pemkot Ambon yang turut membuka sampul dan membagikannya kepada siswa, di antaranya Wali Kota Papilaja di SMP Negeri 6, Wakil Wali Kota di SMP Negeri 2 Ambon dan Sekretaris Kota (Sekot) HJ. Huliselan di SMP Negeri 1 Ambon. (JA/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010