Denpasar (ANTARA News) - Kain tenun tradisional Bali dikenal baik oleh konsumen mancanegara, namun produksi beberapa tahun belakangan tidak lagi sinambung, kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali I Gede Darmaja di Denpasar, Jumat.

"Hal itu akibat perajin yang mengerjakannya semakin langka, tidak berkesinambungan dari satugenerasi ke generasi berikutnya," kata Darmaja.

Ia menyebut pengerjaan yang rumit nan membutuhkan waktu lama dan alat tenun bukan mesin (ATBM) yang mulai rusak sebagai faktor ketidaksinambungan itu.

Kain tenun Cepok yang diproduksi masyarakat Nusa Penida, Kabupaten Klungkung maupun kain tenun Tenganan Pegringsingan, Kabupaten Karangasem dikenal luas di pasar ekspor, ujarnya.

"Kami ingin mengembangkan kembali usaha industri rumah tangga memproduksi kain cepok maupun meningkatkan kapasitas kain Tenganan Pegringsingan," tutur Gede Darmaja.

Bali memiliki 73.383 unit usaha industri kecil dan kerajinan rumah tangga yang tersebar di 985 sentra pengembangan di delapan kabupaten dan satu kota.

Industri kecil yang menopang pengembangan pariwisata itu mengalami peningkatan 1.313 unit dibandingkan tahun sebelumnya 72.070 unit.

Usaha industri kecil dan kerajinan rumah tangga itu menyerap 226.420 tenaga kerja, naik 5.447 orang dibandingkan tahun sebelumnya 220.973 orang.

Unit usaha yang memproduksi berbagai jenis cenderamata maupun matadagangan ekspor itu itu secara terus menerus menghasilkan desain sesuai selera konsumen mancanegara di  Bali maupun di luar negeri, demikian Gede Darmaja.

I006/C004/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010