Kain tenun yang dipamerkan merupakan kain langka yang memiliki nilai ritual sesuai siklus kehidupan manusia dan berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Jakarta (ANTARA) - Himpunan Wastraprema bersama Museum Tekstil menggelar pameran wastra atau kain tradisional bertajuk “Menjalin Benang, Meniti Sukma: Wastra Tenun Bertuah dalam Siklus Daur Hidup” di Museum Tekstil, Jakarta, Rabu.

Melalui siaran pers, Rabu, Wastraprema mengumumkan terdapat 100 lebih koleksi wastra tenun bertuah yang dipamerkan dalam acara tersebut. Bukan sembarang kain, kain tenun yang dipamerkan merupakan kain langka yang memiliki nilai ritual sesuai siklus kehidupan manusia dan berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Kepala Unit Pengelola Museum Seni Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta Sri Kusumawati mengatakan setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas tenun tersendiri,  sesuai dengan adat istiadat dan kepercayaan masyarakat. Melalui acara itu, dia berharap wastra tenun Nusantara dan ragam motifnya tetap lestari.

“Hal inilah yang telah menciptakan keragaman dengan berbagai koleksinya,” kata Sri.

Baca juga: Wastraprema pamerkan 138 tenun langka di Museum Tekstil Jakarta

Wastraprema merupakan wadah untuk pencinta kain adat tradisi Indonesia sejak 1976 silam. Pameran wastra yang diadakan di Museum Tekstil merupakan misi mereka untuk mengangkat citra dan mengapresiasi seni budaya kain tradisional di Indonesia.

Dalam pameran tersebut, beragam wastra tenun disajikan dengan menonjolkan nilai kain-kain tenun pada perjalanan hidup manusia, mulai dari peristiwa kelahiran hingga kematian. Wastra tenun digunakan dalam suatu ritual untuk memberikan perlindungan oleh masyarakat yang memercayainya.

Ratusan wastra tenun yang dipamerkan merupakan koleksi dari beberapa kolektor, yakni Vilidius Siburian, Cok Istri Ratna Cora, Aswin Wiryadi, Jo Seda, dan koleksi dari Museum Tekstil. Pameran itu digelar dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Wastraprema dan Museum Tekstil ke-47 serta Hari Ulang Tahun DKI Jakarta ke-496.

Ketua Umum Himpunan Wastraprema Sri Sintasari Iskandar mengatakan kegiatan pameran merupakan salah satu visi dan misi himpunan untuk melestarikan keberadaan wastra. Selain itu, pameran itu diharapkan dapat memberikan edukasi sekaligus informasi kepada masyarakat mengenai wastra tradisional di Indonesia.

“Setiap lembar wastra merupakan kata tanpa suara yang menyerukan betapa kaya dan agungnya budaya wastra Indonesia,” kata Sintasari.

Pameran wastra tenun akan berlangsung hingga 30 Juli 2023 mendatang dan akan diselingi dengan beragam kegiatan, yakni seminar “Wastra Bali Bertuah dalam Siklus Hidup” pada 24 Juni 2023, seminar “Wastra Batak dalam Siklus Kehamilan dan Kelahiran” pada 15 Juli 2023, lokakarya, dan acara bincang-bincang mengenai “Menguak Tutur Bumi Wastra Bebali” pada 29 Juli mendatang.

Baca juga: Museum Tekstil pamerkan tenun tiga pulau dalam rangkaian HUT RI

Baca juga: Kemendikbudristek sebut 16 motif tenun Sumba terancam punah

Baca juga: Ini cara mencuci kain tenun yang tepat

Pewarta: Vinny Shoffa Salma
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023