Teheran (ANTARA News) - Sanksi-sanksi internasional tidak akan mencegah Iran dari upaya mengejar aktivitas nuklirnya, kata perunding nuklir terkemuka negara itu Jumat, menurut laporan kantor berita resmi Iran, IRNA.

"Rakyat Iran sudah biasa dengan sanksi-sanksi ... Kami menganggap sanksi-sanksi itu sebagai kesempatan ... Kami akan terus dengan tujuan nuklir kami lebih tegas lagi," kata Saeed Jalili seperti yang dikutip oleh IRNA di China.

Sementara itu, China Jumat mengimbau lagi semua pihak untuk melakukan perundingan lagi dan `menunjukkan keluwesan` dalam memecahkan pengelakan program nuklir Iran, dalam perundingan-perundingan dengan perunding utama nuklir Teheran.

Menteri Luar Negeri China, Yang Jiechi, memberikan komentarnya ini pada pertemuan dengan Saeed Jalili Kamis, pada saat Teheran terancam sanksi-sanksi keras baru dan menegaskan, bahwa program nuklirnya itu adalah bukan kedok untuk pembuatan senjata nuklir.

Seorang penjabat tinggi AS mengatakan, bahwa China siap untuk melakukan `perundingan serius` mengenai Iran - suatu langkah yang disambut oleh Gedung Putih, sebagai `tahapan penting`, namun bahasa yang digunakan Beijing bukan isyarat bagi perubahan kebijakan besar.

Yang mengatakan, Beijing `menyerukan kepada pihak-pihak yang berkaitan untuk meningkatkan upaya-upaya diplomatik, dan menunjukkan keluwesan, untuk menciptakan kondisi-kondisi guna memecahkan masalah nuklir Iran melalui dialog dan perundingan,` kata kementerian luar negeri Jumat.

Jalili juga bertemu dengan Penasehat Negara China, Dai Bingguo, Kamis, untuk apa yang menurut kementerian China sebut sebagai `tukar pikiran secara terus terang dan mendalam soal hubungan-hubungan China-Iran dan persoalan-persoalan yang menjadi kepentingan bersama.`

Utusan Iran itu dijadwalkan akan memberikan konferensi pers Jumat malam.

China adalah salah satu dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang memiliki hak veto, yang sejauh ini menolak mendukung seruan-seruan Barat untuk memberikan sanksi baru terhadap republik Islam itu, yang mencurigai program nuklirnya.

Beijing menjalin hubungan diplomatik dan perdagangan erat dengan Iran, yang didominasi oleh impor energi dari sumber Iran.(H-AK/M043)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010