Conakry (ANTARA News/Reuters) - Pemerintah di Guinea telah menangkap sepuluh tentara yang diduga memiliki hubungan dengan bekas penguasa militer Kapten Moussa Dadis Camara, dengan menuduh mereka menghasut pemberontakan, menurut beberapa pejabat.

Camara telah kehilangan kekuasaannya setelah terluka dalam serangan senjata oleh seorang bekas pembantunya Desember lalu, kejadian yang membuka jalan bagi peralihan ke kekuasaan sipil. Negara tetangganya mengharapkan tidak akan terjadi pergolakan lagi di negara Afrika barat yang rentan kudeta itu.

Pmeberontakan itu sendiri terjadi Rabu di kamp militer Kaleah, sekitar 100 km di timur ibukota Conakry, tempat Camara dipercaya tahun lalu melatih sekutu milisi etnik untuk mendukung kekuasaannya, kata beberapa pejabat.

"Sekitar 10 tentara ... ditangkap dan ditahan di sebuah kamp gendarmeri," kata sumber militer, yang menyebut seorang bekas pembantu Camara, Marcel Guilavogui, termasuk di antara mereka.

"Mereka yang ditangkap adalah orang-orang yang diduga sebagai otak di balik operasi itu," sumber tersebut, yang menolak disebutkan namanya, menceritakan tentang serangkaian penangkapan yang sebagian besar dilakukan di Conakry.

Seorang polisi senior mengatakan kamp militer itu telah rusak dalam kekacauan ketika sekutu Camara berusaha untuk kabur dengan senjata yang disimpan di tempat itu.

Camara merebut kekuasaan di negara pengekspor boksit utama dunia itu dalam kudeta 2008, yang pada awalnya mendapat dukungan, dengan janji untuk memulihkan hukum dan ketertiban. Tapi ia menjadi makin tak populer ketika militer aelakukan kekejaman, dan dituduh membunuh 150 lebih orang dalam unjuk rasa pro demokrasi 28 September.

Sejak upaya gagal bagi kesembuhannya, Camara digantikan oleh wakilnya dalam junta yagg bekuasa, Jenderal Sekouba Konate, yang telah menunjuk perdana menteri sipil, menjanjikan pemilihan Juni dan melakukan upaya untuk meningkatkan disiplin militer.

Salah satu dari tindakan Konate adalah menutup kamp di Kaleah, tempat beberapa pengamat dan sumber keamanan mengatakan sejumlah serdadu upahan Israel dan Afrika Selatan tahun lalu telah melatih pasukan dari ratusan pendukung setia Camara, tindakan yang meningkatkan penentangan pada pemerintahnya. (S008/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010