Moskow (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Perencana dan sebagian pembom bunuh diri yang terlibat dalam peledakan metro Moskow baru-baru ini telah diidentifikasi, kata seorang pejabat pemerintah, Jumat.

Polisi Rusia dan Dewan Keamanan Federal telah menemukan perencana dan sebagian pelaksana pemboman yang menewaskan 40 orang di metro Moskow dan 12 orang lagi di Dagestan, kata pejabat dari Komite Kontraterorisme Nasional kepada kantor berita Interfax.

Salah seorang pembom bunuh diri diidentifikasi melalui DNA dan keahlian forensik, serta prosedur pengidentifikasian oleh saksi mata, kata jurubicara bagi Komite Penyelidikan Kantor Jaksa Agung Rusia Vladimir Markin kepada Itar-Tass.

"Penyelidikan dan operasi pencarian sedang berlangsung guna mengidentifikasi pembom bunuh diri kedua, serta otak dan kontraktor teror," kata jurubicara itu.

Salah seorang perempuan pembom bunuh diri, yang meledakkan dirinya di stasiun metro Pakr Kultury, diidentifikasi sebagai Dzhennet Abdurakhmanova, kata satu sumber di Komite Kontra-terorisme Nasional kepada media Rusia.

Surat kabar Kommersant telah melaporkan Dzhennet Abdurakhmanova, yang berusia 17 tahun, adalah janda dari pemimpin gerilyawan Dagestan, Umalat Magomedov --yang gugur oleh pasukan federal pada 2009.

Harian tersebut juga melaporkan pembom kedua untuk sementara telah diidentifikasi sebagai Markha Ustarkhanova (20) dari Chechenya.

Surat kabar itu menyatakan ia adalah janda dari pemimpin gerilyawan yang tewas Oktober lalu, sewaktu ia bersiap untuk membunuh Presiden Chechnya Ramzan Kadyrov, yang didukung oleh Kremlin.

Semua perempuan pembom bunuh diri dari Kaukasus Utara dirujuk dalam bahasa Rusia sebagai "laba-laba berbisa" karena banyak di antara mereka adalah istri, atau kerabat lain, gerilyawan yang tewas oleh pasukan keamanan.

Rabu, pihak gerilyawan Chechnya, mengaku bertanggung jawab atas dua serangan bom bunuh diri di kereta api bawah tanah Moskow tersebut dan mengancam akan melancarkan serangan kembali di daerah penting Rusia.

Pemimpin gerilyawan Chechnya Doku Umarov dalam satu rekaman video yang disiarkan di laman internet kelompok itu mengatakan ia memerintahkan serangan di Moskow tersebut sebagai pembalasan atas kebijakan Perdana Menteri Vladimir Putin di Kaukasus Utara, yang berpenduduk mayoritas Muslim. (C003/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010