Mexico City (ANTARA News) - Perang melawan perdagangan obat bius di Meksiko akan sia-sia meski para pemimpin kartel tertangkap atau terbunuh, kata seorang gembong obat bius dalam wawancara yang dipublikasikan hari Minggu seperti dikutip Reuters.

Ismael "el Mayo" Zambada, tangan kanan gembong obat bius paling terkenal Mexico, pemimpin kartel Sinaloa Joaquin "Shorty" Guzman menuding pemerintah sebagai biang keladi terjadinya gelombang kekerasan terkait obat bius.

Dia megatakan presiden Felipe Calderon ditipu oleh para penasihat yang mengatakan sudah ada kemajuan dalam perang melawan Narkoba.

"Suatu hari nanti saya akan memutuskan untuk menyerahkan diri kepada pemerintah supaya mereka bisa menembak saya. Mereka akan menembak saya dan eforia akan muncul. Tetapi pada akhirnya kita semua akan tahu bahwa tidak ada yang berubah," kata Zambada kepada majalah berita investigatif Proceso.

"Jutaan orang terperangkap dalam masalah narkotika. Bagaimana mereka mengatasinya? Bagi semua bos yang dipenjara, mati atau diekstradisi, penggantinya langsung ada."

Kekerasan akibat obat bius meningkat di Mexico, dan menewaskan 19.500 orang sejak Calderon memerintah akhir tahun 2006. Meskipun pasar keuangan tetap tenang, perusahan-perusahaan asing sudah mulai berpikir ulang jika akan menanam investasi baru.

Arturo Beltran Leyva, mantan sekutu yang menjadi musuh kartel Sinaloa tewas dalam hujan tembakan pada bulan Desember. Saat itu marinir Mexico mengepung Leyva dalam apartemen mewahnya.

Analisis mengatakan pada saat itu kematiannya merupakan pukulan bagi kartel, tetapi pada tiga bulan terakhir merupakan saat yang paling penuh kekerasan dari kebijakan Calderon dengan terbunuhnya 2.800 orang termasuk banyaknya korban anak-anak.

Proceso, majalah yang berpengaruh dengan sejarah kuat dalam mengulas perang obat bius, mengatakan Zambada menghubungi majalah pada bulan Februari untuk membuat jadwal wawancara. Dia tertarik untuk bertemu dengan Julio Scherer sang pendiri majalah.

Majalah itu mempublikasikan foto seorang pria gagah berkumis mengenakan topi baseball yang ditarik untuk menutupi matanya sambil memegang lengan Scherer pada sampul depan majalah. Pria itu tampaknya Zambada.

Zambada (62) adalah salah satu gembong narkotika paling dicari. Dia belum pernah ditangkap meski Amerika Serikat menawarkan 5 juta dolar.

Dia menolak untuk membicarakan masa lalunya di perdagangan obat dalam wawancara. Dia menyebut saat ini menghabiskan waktunya sebagai seorang petani dan peternak.

Dia mengatakan tetap hidup dalam rasa takut dan bahwa militer sudah hampir menangkapnya empat kali.

"Saya panik bila saya akan ditangkap. Saya tidak tahu apakah saya berani bunuh diri. Inginnya sih begitu," kata Zambada. (ENY/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010