Jakarta (ANTARA News) – Kongres II Partai Demokrat (PD) yang akan digelar di Bandung, 21-23 Mei mendatang, dinilai sejumlah kalangan sebagai momentum penting bagi PD untuk menunjukkan bahwa partai tersebut menjunjung nilai-nilai demokrasi.

"Ini menjadi tantangan tersendiri bagi Demokrat dan Ketua Dewan Pembina PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). SBY sebagai seorang demokrat sejati, sudah semestinya ia berdiri di atas semua calon tanpa berpihak dan memberi restu kepada salah satu calon," kata pengamat politik LIPI Ikrar Nusa Bhakti di Jakarta, Selasa.

Ikrar mengharapkan, agar para kandidat ketua umum PD yang masih muda-muda itu menunjukkan kepiawaian berpolitiknya.

"Dengan begitu, akan terlihat jelas apakah Demokrat benar-benar partai modern yang memiliki kader-kader berkualitas yang kelak akan menjadi pemimpin masa depan negeri ini, atau tidak," katanya.

Menurut ia, jika masih ada kooptasi dalam pemilihan ketua umum PD, maka bisa jadi sampai kapanpun PD tidak akan berkembang.

Terkait rivalitas antarbakal calon ketua umum, menurut Ikrar, bentuk ’restu’ yang coba ditunjukkan oleh salah satu bakal calon ketum PD dengan adanya dukungan dari Eddie Baskoro Yudhoyono (Ibas), putra SBY, juga belum terlihat mempengaruhi sikap kader Demokrat di bawah.

Sementara itu, pengamat politik dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) Buhanudin menyatakan sejauh ini apa yang dilakukan para kandidat ketum PD bisa dibedakan menjadi dua model kampanye, yaituantara model "perang udara" dengan model "perang darat".

Menurut ia, "perang udara" adalah model berkampanye melalui iklan-iklan yang terkesan bombastis. Tapi belum tentu tepat sasaran karena yang akan memilih calon ketua umum Demokrat bukan pemirsa TV, melainkan peserta kongres.

Sedangkan "perang darat", yakni model kampanye dengan bertemu langsung pengurus-pengurus di tingkat DPC hingga DPD. Dan ini lebih efektif karena komunikasi politik yang terbangun akan langsung sampai ke kader partai yang akan menjadi peserta kongres. Karena itu, jangan asal main klaim kedekatan, kata Burhanudin.

Terkait ’restu’ yang akan diberikan kepada salah satu calon kandidat, menurut Burhanudin hal itu akan membuat peta politik di kongres berubah. Dan citra Partai Demokrat sebagai partai yang menjunjung nilai-nilai demokrasi otomatis akan menurun di mata masyarakat.

"Taruhannya besar jika benar-benar SBY menunjukkan adanya calon yang "di-anak-emas-kan". Suasana kongres bisa berubah drastis dan mengalami antiklimaks. Cita-cita Demokrat menjadi partai demokratis, akan berubah," kata Burhanudin.

Selain itu, lanjut Burhanudin, jika benar-benar ada restu dan intervensi di kongres PD mendatang, dipastikan akan muncul faksionalisasi dan komplikasi di internal Demokrat.

"Di sinilah akan bisa lahir bibit-bibit perpecahan. Kelompok yang tidak mendapat restu pasti akan bereaksi keras dengan caranya masing-masing. Sementara di eksternal, masyarakat akan menilai Demokrat sebagai partai yang tidak bisa lagi diharapkan untuk melestarikan semangat demokrasi," demikian Burhanudin.(Ant/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010