Semarang (ANTARA News) - Museum Ranggawarsita Semarang, Jawa Tengah, menargetkan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan menjadi sekitar 50 ribu orang pada 2010.

"Jumlah kunjungan wisatawan ke museum ini tahun lalu mencapai 41 ribu orang, tahun ini kami targetkan meningkat," kata Kepala Seksi Pengkajian dan Pelestarian Museum Ranggawarsita Semarang, Bambang Sugiharto di Semarang, Rabu.

Menurut dia, tingkat kunjungan ke museum tidak dapat diprediksi karena setiap hari cenderung berfluktuasi tergantung momentum yang mendukung, misalnya saat akhir pekan, masa libur panjang, atau liburan sekolah.

"Kalau hari-hari biasa tidak tentu, kadang sepi namun bisa saja jumlah pengunjung tiba-tiba melonjak hingga kami kewalahan melayani. Bahkan, jumlah pengunjung pernah mencapai 71 ribu orang dalam setahun," katanya.

Ia mengatakan, kondisi tersebut dipengaruhi oleh apresiasi masyarakat Indonesia terhadap museum yang masih kurang, sehingga mungkin saja ada orang yang hanya mengunjungi museum sekali seumur hidup mereka.

"Namun, kami berupaya mengubah kondisi itu dengan peningkatan dan pembenahan infrastruktur, terutama menyangkut akses, kenyamanan, dan suguhan atraksi. Kalau letak museum ini sudah strategis," katanya.

Letak strategis Museum Ranggawarsita, lanjutnya, dibuktikan kedekatannya dengan Bandara Internasional Ahmad Yani, Pelabuhan Tanjung Emas, dan jalur utama yang menghubungkan Jakarta-Surabaya.

"Itu (letak strategis) saja memang tidak cukup, karena itu kami menyiapkan `grand design` untuk meningkatkan minat masyarakat mengunjungi museum, misalnya dengan pembenahan tata ruang dan penambahan koleksi," katanya.

Selama ini, kata dia, tata letak koleksi museum masih dilakukan secara terpisah jauh, sehingga pengunjung harus naik turun dari gedung satu dan lainnya untuk melihat koleksi-koleksi yang dimiliki museum.

"Hal ini tentunya menyulitkan para orang tua yang memiliki keterbatasan fisik, sehingga kami akan membenahi tata letak koleksi museum secara lebih baik agar mudah diakses oleh siapa pun," katanya.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga tengah menyiapkan konsep penempatan koleksi secara "outdoor" (di ruang terbuka) untuk beberapa koleksi tertentu, terutama arca-arca kuno.

"Benda bersejarah itu memang dibuat untuk ditempatkan di luar ruangan, misalnya arca. Karena itu, kalau barang itu didesain di luar ruangan, kami akan menyuguhkan seperti kondisi aslinya," katanya.
(U.KR-ZLS/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010