Semarang (ANTARA News) - Seluruh koleksi peninggalan bersejarah di Museum Jawa Tengah "Ranggawarsita" Semarang hingga saat ini belum diasuransikan karena anggaran terbatas.

"Koleksi yang kami miliki berjumlah sekitar 59 ribu buah dan belum diasuransikan," kata Kepala Seksi Pengkajian dan Pelestarian Museum Ranggawarsita, Bambang Sugiharto, di Semarang, Jumat.

Pihaknya menyadari pentingnya asuransi terhadap peninggalan bersejarah di museum itu guna mengantisipasi berbagai kemungkinan yang bisa menyebabkan koleksi itu rusak atau musnah.

"Kami memang tidak menginginkan sesuatu yang buruk terjadi, tetapi setidaknya ada langkah antisipasi terhadap kemungkinan bencana yang dapat merusak koleksi," katanya.

Ia mengatakan tentang kemungkinan kejadian yang mengakibatkan koleksi itu rusak atau bahkan musnah seperti kebakaran, banjir, dan gempa bumi.

Gedung dan berbagai sarana-prasarana museum, katanya, sudah diasuransikan.

"Namun koleksi-koleksi yang dimiliki museum belum. Padahal koleksi itu justru yang terpenting," katanya.

Ia mengatakan, hingga saat ini terdapat 33 museum provinsi di Indonesia namun baru Pemerintan Provinsi Kalimantan Tengah yang mengasuransikan koleksi museumnya.

Pada kesempatan itu ia mengaku tidak mengetahui total nilai koleksi di Museum Ranggawarsita seandainya diasuransikan.

Tetapi, katanya, nilai koleksi museum secara non-material lebih besar dibandingkan dengan nilai nominalnya.

"Kalaupun diasuransikan nilainya sangat besar, apalagi koleksi kami memiliki nilai sejarah tinggi dan beberapa di antaranya hanya ada satu di sini," katanya.

Ia mengatakan, penjaminan koleksi museum dalam asuransi memang tidak dapat mengganti kembali koleksi itu seandainya rusak atau hangus.

Namun, katanya, penjaminan dalam asuransi setidaknya membantu keringanan biaya duplikasi koleksi atau pembuatan replika.

"Biaya duplikasi memang tidak murah," katanya.

Hingga saat ini, katanya, pihaknya telah melakukan beberapa kali duplikasi koleksi tetapi bukan karena suatu koleksi itu rusak oleh musibah atau bencana alam.

"Kami melakukan duplikasi misalnya terhadap benda bersejarah yang masih ada di tempat aslinya, namun benda itu tidak dapat dibawa ke sini (Museum Ranggawarsita, red.) karena berbagai hal," katanya.

Ia menjelaskan, relatif banyak benda bersejarah yang belum dapat dibawa ke Museum Ranggawarsita karena berbagai hal termasuk hal-hal yang tidak masuk akal.

"Kami pernah membawa sebuah situs dari Temanggung ke museum, warga sekitar memberi tahu bahwa kami tidak boleh melewati jalan-jalan tertentu. Kami langgar pesan itu dan ternyata mobil justru mogok. Setelah segala persyaratan dipenuhi, perjalanan ternyata kembali lancar," katanya.

Ia mengatakan, duplikasi koleksi juga untuk benda tertentu yang riskan dipamerkan seperti emas dalam bentuk lempengan ukuran relatif besar.

"Kami hanya pamerkan tiruannya," kata Bambang. (ZLS/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010