Surabaya (ANTARA) - Sejumlah warga mengeluhkan tidak adanya kepastian status lahan miliknya yang masuk dalam kawasan konservasi Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya).

Tokoh masyarakat Keputih Choirul Anam di Surabaya, Ahad, menilai konservasi lahan di Pamurbaya menjadi penderitaan warga setempat.

"Sudah 13 tahun nasib warga Pamurbaya digantungkan. Karena konservasi inilah, warga Keputih sampai Gunung Anyar tidak bisa mengurus surat tanah," kata Koordinator Forum Komunikasi Korban Konservasi Pamurbaya (FK3P) ini.

Baca juga: Populi Center: Pendukung Jokowi dukung Eri-Armuji di Pilkada Surabaya

Menurut dia, sejak terbitnya Perda 3/2007 yang diubah menjadi Perda 12/2014 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW ) Surabaya membuat pemilik tambak sekitar pamurbaya merasa terpasung. Masalahnya, mereka tidak bisa menjadikan tambaknya menjadi lahan yang lebih memiliki nilai ekonomi.

Akibatnya, lanjut dia, harga tanah menjadi rendah sehingga berdampak pada perekonomian warga. Di sisi lain, produktivitas tambak sudah lama turun.

Ia mengatakan bahwa penetapan kawasan konservasi ini tidak ada petunjuk batas, tetapi Pemkot Surabaya hanya merujuk pada gambar garis konservasi yang berkelok-kelok.

Adapun kawasan konservasi luasnya 2.500 hektare dari Kelurahan Gunung Anyar, Kecamatan Gunung Anyar, hingga Kelurahan Keputih, Kecamatan Sukolilo.

Selama ini, kata dia, warga juga belum menerima sosialisasi pemasangan patok batas konservasi dari Badan Informasi Geopasial. Warga Pamurbaya juga belum pernah membicarakan tata ruang konserveasi tersebut.

Mendapati hal itu, Calon Wali Kota Surabaya Machfud Arifi akan memberikan kepastian terhadap lahan konservasi Pamurbaya jika terpilih sebagai Wali Kota Surabaya di Pilkada Surabaya 2020.

"Saya akan kerjakan semua dengan memberikan kepastian kepada pemilik lahan (Pamurbaya)," katanya.

Baca juga: Elektabilitas Eri-Armuji ungguli Machfud-Mujiaman di Pilkada Surabaya

Menurut Machfud, tidak ada kepastian dari Pemkot Surabaya terkait dengan kawasan konservasi Pamurbaya justru akhirnya membuat warga tidak jelas nasibnya.

"Ini kawasan konservasi mau diapakan? Kalau mau dibeli, ya, dibeli, jangan digantung-gantung. Jangan untuk kepentingan warga, malah enggak diberikan," katanya.

Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya 2020 diikuti pasangan Eri Cahyadi dan Armuji. Paslon nomor urut 01 ini diusung oleh PDI Perjuangan dan didukung oleh PSI.

Selain itu mereka juga mendapatkan tambahan kekuatan dari enam partai politik nonparlemen, yakni Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Hanura, Partai Berkarya, PKPI, dan Partai Garuda.

Pasangan Machfud Arifin-Mujiaman dengan nomor urut 02 diusung koalisi delapan partai, yakni PKB, PPP, PAN, Golkar, Gerindra, PKS, Demokrat, dan Partai NasDem serta didukung Partai Perindo.*

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020