Washington (ANTARA News) - Negara Islam Irak (ISI, kelompok Al Qaida di Irak), Kamis mengakui pihaknya sebagai pelaku tiga pemboman bunuh diri yang menghantam kedutaan-kedutaan asing dan menewaskan 30 orang di Baghdad pekan lalu, kata kelompok pemantau.

Dalam pernyataan yang disiarkan di laman forum gerilyawan, ISI mengatakan, bahwa ledakan-ledakan mematikan Minggu, yang juga mencederai 200 orang, adalah `gelombang kelima` kampanye serangan pembunuhan massalnya yang ditujukan kepada pemerintah Irak, yang dimulai sejak pertengahan 2009, menurut Kelompok Intelijen SITE yang bermarkas di Amerika Serikat.

Dua ledakan serangan bunuh diri terhadap konsulat Mesir dan kedutaan Iran, sedangkan ledakan ketiga menghantam satu perempatan jalan dekat gedung misi Jerman, Spanyol dan Suriah.

Dimulai dengan serangan-serangan itu, semua kedutaan dan organisasi-organisasi politik internasional yang punya kaitan dengan pemerintah Irak yang didominasi Syiah, dipandang sebagai target sah mereka, kata ISI.

"Mujahidin tidak akan ragu untuk menyerang, di manapun tempatnya dan tidak ada masalah dengan tingkat kubu pertahanannya," kata pernyataan itu memperingatkan, menurut SITE.

Dalam pernyataan lainnya yang disiarkan pada forum online kelompok garis keras, kelompok tersebut membantah pihaknya berperanan dalam enam ledakan yang menewaskan sedikitnya 35 orang, dan merusak bangunan-bangunan penduduk di sebagian besar permukiman Syiah di Baghdad, Selasa, kata SITE.

"Meskipun sikap pernyataan kami jelas mengenai Rafidah Syiah - kelompok dan tokoh-tokohnya - di negara ini dan di manapun, kami membantah bertanggungjawab terhadap pemboman-pemboman yang ditargetkan pada bangunan-bangunan penduduk di berbagai tempat di Baghdad, Selasa," kata pesan itu.

Serangan-serangan bom yang mengerikan itu, yang menurut seorang penjabat tinggi Baghdad dipandang sebagai `perang terbuka` dengan sisa-sisa Al Qaida tersebut, memicu ketakutan bahwa para pemberontak kambuh kembali karena kebuntuan politik menyusul pemilu 7 Maret lalu.(H-AK/A024)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010