Moskow (ANTARA News/AFP) - Seorang wanita pembom bunuh diri meledakkan bom yang dibawanya, Jumat setelah mendekati satu kelompok perwira polisi di wilayah Ingushetia, Kaukasus Utara, Rusia, menewaskan seorang polisi, kata para pejabat.

Serangan itu terjadi setelah satu gelombang serangan bom, termasuk serangan-serangan di stasiun kereta api bawah tanah Moskow, menewaskan lebih dari 50 warga Rusia dan menimbulkan kekhawatiran wanita ada bagian dari brigade lebih besar dari apa yang disebut para pembom bunuh diri Janda Hitam

Wanita muda itu, Jumat mentargetkan para perwira polisi yang melancarkan satu operasi khusus untuk menangkap para tersangka gerilyawan di pinggiran kota utama Ingushetia, Nazran, kata para pejabat.

"Seorang wanita muda berjalan mendekati mereka. Ia menembak para perwira kami, mencederai seorang. Setelah itu, bom yng dililit dipinggangnya meledak," kata satu sumber polisi kepada AFP melalui telefon.

Perwira yang cedera itu kemudian meninggal di rumah sakit, kata seorang juru bicara polisi kepada AFP.

Opersi khusus masih berlangsung di distrik itu, kata juru bicara Madina Khadziyeva.

Serangan-serangan baru itu terjadi ditengah-tengah kekhawatiran bahwa bom-bom bunuh diri itu semuanya punya hubungan dengan satu brigade Islam yang beranggotakan para pembom bunuh diri yang siap melancarkan serangan-serangan lebih jauh.

Wanita itu dikenal sebagai para pembom Janda Hitam karena mereka kehilangan keluarga-keluarga pria dalam bentrokan-bentrokan senjata gerilyawan dan pasukan federal.

Ingushetia adalah satu provinsi Kaukasus Utara yang berpenduduk mayoritas Muslim yang bertetangga dengan Chechnya yang porak poranda akibat perang dan dilanda kerusuhan dalam tahun-tahun belakangan ini akibat aksi perlawanan kelompok Islam.

Pihak berwenang Rusia telah berupaya memperketat keamanan dan meningkatkan usaha-usaha melumpuhkan aksi perlawanan sejak dua pembom bunuh diri menyerang stasiun kereta api Moskow pekan lalu, yang menewaskan 40 orang.

Aksi itu menyusul serangan-serangan bunuh diri di Dagestan yang menewaskan 12 orang termasuk seorang komandan polisi lokal.

Apa yang disebut "Emirat Kaukasus," satu kelompok Islam yang dipimpin panglima perang gerilyawan Chechnya Doku Umarov, mengaku bertanggung jawab bagi serangan-serangan di kereta api di Moskow itu.
(Uu.H-RN/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010