Peshawar, Pakistan (ANTARA News/AFP) - Duapuluh-empat gerilyawan tewas dalam bentrokan dengan pasukan Pakistan setelah mereka menyerang pos pemeriksaan di kawasan suku yang berbatasan dengan Afghanistan, kata sejumlah pejabat, Jumat.

Kekerasan terpusat di distrik Orakzai, dimana militer melancarkan ofensif hampir tiga pekan terhadap Taliban, dan di Kurram, yang biasa dilanda kerusuhan sektarian dan militansi.

Bentrokan paling mematikan terjadi di desa Bezot Khel di Orakzai pada tengah malam.

"Pasukan membunuh 15 militan dalam tembak-menembak yang meletus setelah serangan terhadap sebuah pos pemeriksaan," kata juru bicara militer setempat Mayor Fazlur Rehman kepada AFP.

Rehman mengatakan, pasukan menangkap empat militan yang terluka selama pertempuran dan tiga prajurit juga cedera.

Pejabat pemerintah daerah Sajjad Ahmad mengkonfirmasi insiden itu dan jumlah korban.

Militer menyatakan bahwa lebih dari 100 militan tewas dalam operasi di Orakzai sejak Maret, namun angka itu tidak bisa dikonfirmasi secara independen karena akses ke daerah terpencil itu sangat terbatas.

Orakzai adalah bekas benteng pemimpin Tehreek-e-Taliban Pakistan Hakimullah Mehsud, yang diyakini Washington tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS pada Januari. Militer Pakistan menyatakan tidak memiliki bukti bahwa ia berada di daerah itu.

Pasukan membunuh sembilan millitan dan mencederai 10 lain di Kurram, setelah sekelompok gerilyawan menyerbu pos pemeriksaan mereka di desa Dogar.

Kelompok penyerang meninggalkan senjata, peledak dan peralatan ketika mereka melarikan diri, kata militer.

Di dekat kawasan suku, polisi menyatakan membunuh dua tersangka calon penyerang bom bunuh diri setelah tembak-menembak di distrik wilayah baratlaut, Lakki Marwat, dimana serangan bom besar menewaskan 101 orang pada Tahun Baru.

Lebih dari 3.200 orang tewas dalam serangan-serangan bunuh diri dan pemboman di Pakistan dalam tiga tahun ini. Kekerasan itu dituduhkan pada militan muslim yang menentang persekutuan pemerintah dengan AS.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.

Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerah berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.

Waziristan Utara adalah benteng Taliban, militan yang terkait dengan Al-Qaeda dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, dan AS menjadikan daerah itu sebagai sasaran serangan rudal pesawat tak berawak.

Beberapa analis juga telah memperingatkan bahwa Taliban dan sekutu mereka akan meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan di Bajaur dan kawasan suku lain lagi untuk mengalihkan fokus perhatian dari Waziristan Selatan.

Pasukan keamanan melakukan operasi besar-besaran terhadap militan muslim di Mohmand dan Bajaur pada Agustus 2008. Pada Februari 2009, militer menyatakan bahwa Bajaur bersih setelah pertempuran sengit berbulan-bulan, namun kerusuhan terus berlangsung.

Menurut militer, lebih dari 1.500 militan tewas sejak mereka melancarkan ofensif di Bajaur pada awal Agustus 2008, termasuk komandan operasional Al-Qaeda di kawasan itu, Abu Saeed Al-Masri yang berkebangsaan Mesir.

Daerah itu juga dihantam serangan rudal yang hampir mengenai Zawahiri, orang kedua Osama bin Laden, pada Januari 2006.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan. (M014/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010