Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono meninggalkan Tanah Air menuju Washington DC, Amerika Serikat, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Keamanan Nuklir (NSS) yang akan berlangsung pada 12-13 April 2010.

"Malam ini Wapres meninggalkan Tanah Air menuju Washington untuk menghadiri NSS. Wapres Boediono akan memimpin delegasi Indonesia dalam konferensi tingkat tinggi itu," kata Juru Bicara Wapres Yopie Hidayat sesaat menjelang keberangkatan Wapres dan rombongan di Jakarta, Sabtu malam.

Keberangkatan Wapres melalui Bandara Soekarno-Hatta menggunakan pesawat komersil Garuda Indonesia via Tokyo, dan selanjutnya melakukan penerbangan menuju Washington.

Kunjungan Wapres ke Washington tersebut akan disertai sejumlah menteri, antara lain Menlu Marty Natalegawa dan Menteri ESDM Darwin Saleh, serta sejumlah pejabat tinggi yang memiliki kaitan dengan nuklir.

NSS sejatinya adalah buah janji kampanye Presiden Amerika Serikat Barack Obama, yang ketika itu dia berjanji bahwa dalam masa pemerintahannya yang pertama, atau dalam jangka waktu empat tahun, umat manusia akan memiliki pengaturan baru untuk mengamankan senjata nuklir beserta bahan-bahan yang bisa dimanfaatkan untuk membuat senjata nuklir.

Pengamanan ini terutama untuk mencegah jatuhnya senjata nuklir ke tangan kelompok teroris yang bisa mengancam jutaan penduduk sipil yang tak berdosa.

Tak cuma AS, banyak negara lain yang tak ingin ada kelompok teroris mampu memiliki kekuatan nuklir. Ini adalah ancaman yang sangat berbahaya bagi umat manusia secara keseluruhan.

Itu sebabnya undangan AS mendapat sambutan antusias dari 45 negara yang mengirim delegasinya, dan Indonesia termasuk negara yang diundang dan hadir.

Pentingnya konferensi ini juga tampak dari bobot delegasi yang terbang ke Washington DC. Hingga hari ini sudah ada delegasi 42 negara yang akan dipimpin langsung oleh kepala pemerintahan/negara atau wakilnya, termasuk Indonesia.

Menurut Yopie, Wapres Boediono bersama negara-negara anggota Gerakan Non-Blok (GNB) juga akan bertemu secara khusus dengan Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Bidden, sebelum konferensi dimulai.

"Pertemuan ini sangat penting karena di GNB saat ini Indonesia adalah pemimpin kelompok untuk masalah nuklir. Selama ini, negara-negara GNB selalu kritis terhadap kebijakan AS mengenai proliferasi nuklir," katanya.

Selain memimpin delegasi Indonesia ke NSS, Wapres Boediono juga akan mengisi kunjungan ini dengan berbagai agenda lain, salah satunya akan berdiskusi dengan CEO Millenium Challenge Corporation (MCC) Daniel Yohannes.

Menurut dia, selain bertemu CEO MCC di Washington DC, Wapres juga akan menyelenggarakan jamuan makan malam dengan para pengusaha terkemuka AS, USINDO, sebuah organisasi independen yang selama ini menjadi "duta besar" tak resmi yang gigih memperkenalkan Indonesia di AS, akan menjadi tuan rumah pertemuan itu.

Agenda lain yang tak kalah penting, Indonesia akan menandatangani perjanjian dengan "Oversesas Private Investment Corporation" (OPIC).

OPIC adalah badan independen milik Pemerintah Federal AS yang membantu pengusaha AS berinvestasi dan membuka pasar di negara-negara berkembang dengan menyediakan asuransi untuk risiko politik.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wiryawan akan mewakili Indonesia dalam penandatanganan perjanjian itu.

Sebelum kembali ke Tanah Air, Wapres juga akan mampir ke New York pada tanggal 14 April 2010 untuk menjadi salah satu panelis pada diskusi meja bundar mengenai pencapaian sasaran pembangunan milenium atau "Millenium Development Goals" (MDGs) di Markas besar PBB.
(T.A025/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010