Bogor (ANTARA News) - Pesantren Darul Muttaqien di Desa Jabonmekar, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dikunjungi delegasi peserta Konferensi Perubahan Iklim Negara Muslim dari puluhan negara, karena kiprah besarnya dalam penghijauan lingkungan hingga ke Provinsi Banten.

"Kegiatan penghijauan yang kita lakukan tidak hanya dilakukan di Bogor, namun juga di kawasan Banten Selatan yaitu di daerah Cikeusik, Kabupaten Pandeglang," kata Pengasuh Pesantren Darul Muttaqien KH Mad Rodja Sukarta di Bogor, Minggu.

Ia menjelaskan, setiap tahun pihaknya mengirim santri kelas akhir (kelas tiga Madrasah Aliyah/MA) ke Cikeusik untuk program jelajah alam dan peduli lingkungan.

Di kawasan itu, KH Mad Rodja tengah mengembangkan Pesantren An-Nahl sebagai pesantren binaan dan menjadi salah satu pusat pengembangan konservasi.

"Di Cikeusik rencananya kami akan mengembangkan budidaya tanaman sengon dengan melibatkan petani lokal. Program ini diharapkan mendatangkan dua keuntungan, yakni secara ekologi dan ekonomi,"katanya.

Pesantren Darul Muttaqien yang diasuh tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Bogor KH Mad Rodja Sukarta, Jumat sore (9/4) dikunjungi delegasi ahli lingkungan, ilmuwan, dan ulama dari 23 negara muslim yang tengah berkonferensi menghadapi tantangan erubahan iklim di Bogor

Mad Rodja menyampaikan bahwa budaya menanam dan mencintai lingkungan hijau harus ditanamkan sejak dini. "Agar saat mereka tumbuh dewasa menjadi orang yang cinta terhadap lingkungan," katanya.

"Ajaran Islam sangat menekankan pentingnya kepedulian pada persoalan lingkungan. Menyelamatkan lingkungan hukumnya wajib, karena menyangkut kelangsungan hidup umat manusia," lanjutnya.

Sejak didirikan pada 1988, Pesantren Darul Muttaqien menaruh perhatian besar terhadap masalah lingkungan dan terus menggalakkan penghijauan dengan menanam berbagai jenis tanaman di areal pesantren seluas 12 hektare.

"Pemanasan global merupakan ancaman nyata yang harus disikapi bersama. Semua pihak harus memberikan perhatian dan kontribusinya dalam menyelamatkan bumi yang kita huni," katanya. (*)

A035/J006/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010