Jakarta (ANTARA News) - Pengamat migas, Pri Agung Rakhmanto meminta pemerintah merundingkan kembali masalah harga gas alam cair (liquified natural gas/LNG) Tangguh, saat kunjungan Perdana Menteri China Wen Jiabao yang dijadwalkan akhir April 2010.

"Renegosiasi harga bukanlah hal yang tidak mungkin dilakukan. Pemerintah bisa memanfaatkan kunjungan PM China buat mengkaji lagi harga LNG Tangguh yang memang murah," katanya di Jakarta, Minggu.

Menurut Direktur ReforMiner Institute itu, pemerintah mesti memanfaatkan secara sungguh-sungguh kedatangan PM China untuk melakukan pembicaraan kembali mengenai harga Tangguh.

China, lanjutnya, sedang gencar-gencarnya mencari pasokan energi untuk menggerakkan perekonomian negara itu, yang beberapa tahun terakhir tumbuh cepat.

"China sedang haus energi. Hal ini mesti jadi alat untuk menawarkan perubahan harga Tangguh," katanya.

Selain Tangguh, Pri menambahkan, pemerintah bisa memanfaatkan kunjungan Wen untuk mendapatkan komitmen investasi eksplorasi migas khususnya di wilayah Indonesia bagian timur.

Potensi migas khususnya gas di wilayah Indonesia bagian timur diketahui cukup besar dan pemerintah tengah berupaya mencari investor yang mau menggarap cadangan tersebut.

Sementara itu, pengamat ekonomi dari Universitas Katolik Atmajaya, Jakarta, A Prasetyantoko mengatakan, kedatangan PM China bisa dimanfaatkan untuk lebih meningkatkan investasi di sektor infrastruktur seperti pembangkit listrik.

Selama ini, menurut dia, China sudah cukup banyak menanamkan modal di bidang pembangkit listrik khususnya proyek 10.000 MW tahap pertama.

"Pemerintah harus lebih menarik lagi investasi di pembangkit listrik saat PM China datang," ujarnya.
(T.K007/S004/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010